Banda Aceh, Acehglobal — Sebagian wilayah Provinsi Aceh mulai memasuki musim kemarau. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi kebakaran pemukiman maupun kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Saat ini sebagian besar wilayah Aceh sudah memasuki musim kemarau,” kata Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar, Miftahul Jannah, dilansir dari situs Pemprov Aceh, Jumat (15/3/2024).
BMKG memprediksi cuaca Aceh dalam tiga hari ke depan umumnya cerah berawan di hampir seluruh wilayah. Suhu udara di wilayah dataran rendah berkisar antara 23-34 derajat Celsius, dan di wilayah dataran tinggi berkisar antara 18-26 derajat Celsius.
Meskipun memasuki musim kemarau, beberapa daerah masih berpotensi hujan intensitas ringan hingga lebat, terutama di wilayah barat Aceh seperti Kabupaten Aceh Barat, Nagan Raya dan sekitarnya, pada sore hari.
“Pada bulan April, beberapa wilayah masih berpotensi hujan, terutama di Aceh bagian barat hingga selatan. Puncak musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni hingga Agustus,” terang Miftahul.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak membakar sampah sembarangan dan membuka lahan dengan cara membakar karena berpotensi terjadi kebakaran.
Terutama di daerah-daerah yang terpantau titik panas seperti Kabupaten Aceh Besar, Aceh Tengah, Aceh Timur dan Bener Meriah. Pada Rabu (13/3) terpantau 12 titik panas dengan kategori sedang, namun pada Kamis (14/3) tidak ada titik panas.
Kecepatan angin di Aceh umumnya bertiup dari timur laut hingga selatan dengan kecepatan berkisar antara 5-20 kilometer per jam. Tinggi gelombang laut di Aceh masih berada pada kategori rendah hingga sedang yaitu sekitar 0,1-2,5 meter.
“Kondisi ini relatif aman untuk aktivitas perairan dan penyeberangan. Tinggi gelombang di lintas penyeberangan Banda Aceh-Sabang dan Meulaboh-Sinabang berada pada kategori tenang hingga rendah,” pungkas Miftahul.(*)