Saat Denny Sumargo bertanya siapa yang biasanya lebih dulu mencoba memperbaiki keadaan, Acha menjawab dengan jujur.
“Selalu aku sih, itu yang salah. Partner itu yang penting dari kita dulu, seandainya dua orang ini punya pemikiran/pandangan yang sama, akhirnya sama-sama berjuang kan. Pokoknya cinta gak boleh ilang deh,” katanya.
Acha juga menggambarkan perbedaan cara mereka dalam menyelesaikan masalah. Ia termasuk tipe yang ingin segera membicarakan persoalan, sementara Vicky lebih memilih diam dan menunggu waktu.
“Aku itu orangnya jujur, gak ada filter, kalau ada masalah harus diselesain saat itu juga, untuk orang yang jenisnya sama itu mungkin oke ya. Tapi kalau (yang satu) tipe orang yang gak mau berbantah-bantahan, akhirnya pilih mundur, atau gak mau bahas, harus nunggu 3 hari itu dulu, nah itu buat orang yang suka (diselesain saat itu juga) jadi gelisah,” ungkapnya.
Meski begitu, Acha mengungkapkan bahwa dirinya dan Vicky tidak pernah bertengkar besar selama menikah. Masalah utama mereka hanyalah komunikasi yang perlahan menghilang.
“Jadi komunikasi itu kurang malah menurut aku, gak pernah ribut, jadinya silent treatment,” pungkas aktris berusia 36 tahun itu.
Usai pengakuan jujur tersebut, warganet langsung membanjiri kolom komentar dengan dukungan. Banyak yang salut dengan kedewasaan Acha dalam menyikapi perpisahan, bahkan tanpa sedikit pun menjelekkan sang mantan suami.
Sikap tenang dan penuh keikhlasan Acha membuat publik semakin menghormatinya — bukan hanya sebagai aktris berbakat, tapi juga sebagai perempuan kuat yang memilih memaafkan, meski hatinya pernah terluka. (*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp
 
	  
 
															 
							 
							 
							 
					 
					 
					 
					 
					
Tinggalkan Balasan