Jakarta, AcehGlobalnews.com — Anggota DPR RI Fraksi Golkar, H. Ilham Pangestu dari Dapil Aceh II angkat bicara terkait banjir yang saban tahun menimpa wilayah Kabupaten Aceh Utara.

Banjir yang terjadi sejak selasa 4 Oktober 2022 di 12 Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara telah merendam puluhan desa di wilayah itu, yakni Desa Matangkuli, Cot Girek, Lhoksukon, Tanah Luas, Samudera, Nisam, Paya Bakong, Muara Batu, Geureudong Pase, dan Langkahan.

Selain itu, beberapa desa di Kecamatan Dewantara, juga ikut terdampak banjir. Akibatnya ribuan warga terpaksa mengungsi.

“Banjir yang kembali terjadi di Aceh Utara Provinsi Aceh terus meluas akibat curah hujan yang tinggi, sehingga meluapnya Krueng Keureuto, Krueng Peunto, Krueng Pirak, Krueng Sawang, Krueng Nisam dan Krueng Pase,” kata Ilham.

Karena itu, Ilham mendesak Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat untuk memastikan percepatan pengerjaan pembangunan Waduk Keureuto.

Sebab, kata dia, dengan percepatan dan selesainya pembangunan waduk keureuto yang memiliki fungsi utama menampung air sungai Krueng Keureuto dan akan menjadi solusi mengatasi banjir yang melanda Kabupaten Aceh Utara setiap tahunnya.

“Kabupaten Aceh Utara hampir setiap tahunnya terjadi banjir dan mengakibatkan kerugian terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat, banjir kali ini mengakibatkan kurang lebih 230 Hektar lahan persawahan terendam banjir dan berpotensi gagal panen,” tuturnya.

“Kalau situasi ini dibiarkan terus terjadi maka setiap tahunnya masyarakat petani terus menerus akan mengalami hal yang sama dari tahun ke tahun,” ujarnya.

Ilham mengaku juga akan menyampaikan secara langsung perihal percepatan pembangunan Waduk Keureto itu kepada Menteri terkait.

Diketahui, Bendungan Keureuto yang berada di Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara merupakan Proyek Strategi Nasional (PSN) dan akan menjadi salah satu bendungan terbesar di Sumatera.

“Bendungan yang dibangun oleh Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera 1 Ditjen Sumber Daya Air sebagai upaya mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan di Provinsi Aceh. Bendungan ini dibangun sejak tahun 2015,” sebut Ilham. (*)