Istri Arlan, Evi sekilas bercerita tentang kondisi kehidupan ekonomi mereka. Ia mengatakan dengan penghasilan suami yang sangat rendah belum mampu membangun rumah layak huni untuk ditempatinya bersama keluarga.

Tak lama kemudian, Darmansah meminta Evi untuk menunjukkan lokasi tanah yang akan direncanakan membangun rumah baru untuk keluarga mereka.

Lokasi tanah berada di Gampong Pawoh, Kecamatan Susoh. Di sana, Darmansah langsung memerintahkan Keuchik untuk mengurus surat menyurat terkait kepemilikan tanah milik Arlan yang nantinya bakal dibangun rumah baru untuk mereka.

Dari Susoh, kemudian Darmansah menuju ke rumah Rohani (69), seorang dhuafa warga Gampong Keude Baroe, Kecamatan Kuala Batee. Kondisi rumah yang ditempati Rohani juga terlihat tak layak huni.

Rohani tinggal bersama satu orang anak yang menjadi satu-satunya penopang ekonomi kehidupan keluarga. Kesehariannya anak Rohani berkerja sebagai buruh serabutan di kebun sawit milik warga. Dengan penghasilan rendah, untuk membahagiakan ibunya sang anak hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja.

Setelah itu, Darmansah kemudian di arahkan oleh seorang warga setempat menuju ke rumah M. Daod (53) warga miskin di Gampong Rumoh Panyang, Kecamatan Kuala Batee yang berkerja serabutan.

M. Daod menempati rumah tak layak huni mirip gubuk berkonstruksi papan yang telah usang di tengah kebun yang berada jauh sekitar lebih kurang 600 meter dari persimpangan jalan aspal desa. Di rumah tersebut, M. Daod tinggal bersama satu orang anak perempuan masih berusia 16 tahun dan satu orang lagi adalah kakak kandungnya.