Pasca ditinggal suami, Siti harus rela menjadi Kepala Keluarga berkerja banting tulang demi menghidupi keluarga mereka. Untuk mencari sesuap nasi, selama ini Siti berkerja serabutan. Kini baru satu Minggu, ia membuka usaha kios di rumah sewa yang dia tempati.
Barang-barang di kios tak begitu banyak lantaran modal sangat kecil. Dari penghasilan kios pun juga masih belum mampu mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari. Apalagi membangun rumah baru.
Saat bertemu langsung dengan Siti yang didampingi anaknya yang masih kecil-kecil, Darmansah merasa prihatin dan menyesakkan dada. Darmansah langsung meminta ditunjukkan lokasi tanah agar dibangun rumah baru.
“Dimana lokasi tanahnya, jika ada surat tanah Insya Allah layak kita bantu rumah baru,” ujarnya.
Di lokasi tanah milik Siti yang berukuran 6×30 meter terlihat sudah ada fondasi bangunan rumah dengan ukuran 5×6 meter. Selain itu, pihak Desa juga telah mengurus surat tanah sertifikat PTSL milik Siti.
Informasi yang dihimpun, bangunan fondasi rumah tersebut terbangun dari hasil jerih payah Siti yang selama ini berkerja serabutan, disamping itu juga dibantu oleh donasi warga secara Swadaya.
Setelah dari Kuala Batee, kemudian Darmansah bersama rombongan menuju ke rumah yang dihuni Sayuti R (51) warga Dusun Serbaguna, Desa Gunung Samarinda, Kecamatan Babahrot. Sayuti bertahan hidup dengan menumpang di rumah dinas sekolah SDN 13 Gunung Samarinda.
Sayuti belum memiliki rumah baru. Pekerjaannya sehari-hari juga buruh serabutan. Ia memiliki 4 tanggungan, satu anaknya masih kecil belum bersekolah, sementara dua anaknya lagi sudah bersekolah. Bangunan aset sekolah yang ia tempati saat ini terlihat juga sudah tak layak huni.