“Meskipun aktivitas PCIM terpusat di Madinah karena banyak penduduknya di sana, namun organisasi Muhammadiyah juga melakukan ekspansi ke Riyadh dan Jeddah. Sebagai contoh, mereka memiliki program sembako di Jeddah dan tahun ini diadakan di Riyadh. Selain itu, tahun ini juga akan ada Musycab di Tha’if. Oleh karena itu, kami terus mendampingi rekan-rekan kami dari wilayah lain,” jelasnya.

Meski masyarakat Arab Saudi belum sepenuhnya mengetahui gerakan Muhammadiyah, namun PCIM Arab Saudi berkomitmen untuk menjaga pesan dari Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam kunjungannya baru-baru ini.

“Pesan dari Ayahanda, khusus karena di Saudi ini sistemnya kerajaan, maka di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Artinya PCIM itu memang istimewa, tidak bisa disamakan antara yang lainnya sehingga kita harus taat pada peraturan setempat sesuai dengan apa yang bisa kita lakukan. Contohnya, tidak bisa masang logo di Markaz, atau terang-terangan mengatakan Muhammadiyah ada di sini karena ormas apapun di Arab Saudi adalah terlarang meskipun di bawah kedutaan,” kata Hamka.

“Alhamdulillah kemarin (PCIM dan Haedar Nashir) silaturahim dengan salah satu imam Masjidil Haram dan beliau (imam) sangat simpati sekali dengan apa yang ada di Persyarikatan,” pungkasnya. (*)

Editor : Salman