Bupati Abdya: Tidak Ada Alasan Gas Elpiji 3 Kg Dijual Di Atas HET

Bupati Abdya: Tidak Ada Alasan Gas Elpiji 3 Kg Dijual Di Atas HET

Laporan: Salman | Editor: Tim Redaksi
Bupati Abdya, Safaruddin (Foto for Acehglobal)

Blangpidie – Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Dr Safaruddin, mengingatkan seluruh agen dan pangkalan gas elpiji agar tidak memainkan harga elpiji subsidi 3 kilogram.

Peringatan itu disampaikan Bupati Safaruddin menyusul adanya laporan masyarakat terkait penjualan gas melon di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

“Tidak ada alasan bagi agen atau pangkalan untuk menjual elpiji subsidi 3 kilogram di atas HET,” kata Bupati Safaruddin di Blangpidie, Minggu (21/12/2012).

Ia menegaskan, alasan tambahan biaya transportasi pengiriman gas dari Pakpak Bharat, Sumatera Utara, tidak dapat dibenarkan. Karena pihak Pertamina sudah menyampaikan bahwa biaya transportasi dari Sumut hingga ke titik pangkalan sudah disubsidi oleh Pertamina.

“Pertamina sudah melakukan simulasi, termasuk perhitungan biaya transportasi sampai ke pangkalan agar elpiji tetap bisa dijual sesuai HET,” ujarnya.

Berdasarkan informasi yang diterima pemerintah daerah, sejumlah pangkalan diketahui menjual elpiji 3 kilogram dengan harga mencapai Rp 35.000 per tabung. Harga tersebut jauh melampaui HET yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati Abdya, yakni sebesar Rp 22.500.

Safaruddin menegaskan, pemerintah daerah tidak akan ragu mengambil langkah tegas jika pelanggaran tersebut terus terjadi. Ia menyebut pencabutan izin akan direkomendasikan kepada Pertamina bagi agen maupun pangkalan yang membandel.

“Sekali lagi kita ingatkan, jika masih menjual di atas HET, kami tidak segan-segan merekomendasikan pencabutan izin ke Pertamina,” tegasnya.

Selain persoalan harga, Bupati Safaruddin juga mengingatkan agar distribusi elpiji subsidi tepat sasaran. Ia meminta pangkalan memastikan gas melon hanya dijual untuk kebutuhan rumah tangga miskin dan pelaku usaha mikro.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Abdya, Zedi Saputra, mengatakan kondisi pasokan elpiji yang sempat langka kini mulai berangsur normal. Keterlambatan distribusi sebelumnya disebut menjadi penyebab utama kelangkaan.

“Kita tidak lagi perlu mendatangkan elpiji dari Pakpak Bharat. Saat ini, seluruh kebutuhan sudah bisa ditangani dari SPBE Meulaboh,” kata Zedi. (*)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup