“Kami melihat bahwa memilih dalam pemilu adalah bagian dari tanggung jawab sosial dan moral sebagai warga negara yang baik. Selain itu, memilih pemimpin yang adil dan amanah adalah bagian dari menjalankan prinsip-prinsip Islam, seperti mencari pemimpin yang mampu memberikan keadilan dan kesejahteraan yang merata bagi masyarakat,” terangnya.

Rahmat menjelaskan, Golput adalah salah satu bentuk meninggalkan tanggung jawab dalam menentukan masa depan daerah dalam pesta demokrasi. Bahkan, dalam Islam golput merupakan prinsip setiap individu memiliki tanggung jawab terhadap keadaan masyarakat dan negara.

“Jika golput dilakukan sebagai bentuk apatisme atau untuk menghindari tanggung jawab, maka hal tersebut bisa dilihat sebagai tindakan yang kurang tepat. Karena, Islam mendorong umatnya untuk aktif dalam memperbaiki keadaan melalui cara yang sah dan konstruktif,” ucap Rahmat.

Maka dari itu, Pemuda Muhammadiyah mendorong pemuda dan masyarakat untuk tetap aktif dalam proses pemilihan untuk menentukan pemimpin yang akan membawa perubahan daerah untuk harapan masyarakat lima tahun kedepan.

“Kita mengajak seluruh masyarakat Selatan untuk tidak golput, dan dapat menggunakan hak pilih dengan bijaksana demi kebaikan bersama, serta untuk memastikan proses demokrasi berjalan dengan baik dan pemimpin yang terpilih benar-benar dapat memperjuangkan kepentingan masyarakat dan daerah,” pungkasnya. (*)