Hingga akhirnya, ia menceritakan kalau ia telah menjadi seorang penulis bayangan untuk seorang lelaki muda yang merupakan aktor pendukung yang kurang terkenal, tetapi berasal dari keluarga yang kaya sebab ayahnya adalah pengusaha media massa yang sukses.

Dengan pekerjaan rahasianya itu, ia pun mendapatkan bayaran yang besar. Bahkan bayarannya makin tinggi dalam menulis seri kedua novel trilogi itu, menyusul seri pertama yang laris di tengah masyarakat
Tetapi nahas.

Trilogi itu tidak sempat tamat di tangan suamiku, sebab ia meninggal di tengah proses penulisan seri terakhirnya, sebelas bulan yang lalu. Kelanjutannya pun beralih kepada orang lain yang entah siapa. Bisa jadi Fikar yang melakukannya sendiri, atau bisa jadi ia mempekerjakan penulis bayangan yang lain. Yang pasti, separuh bagian akhir seri ketiga itu, ditulis dengan gaya bahasa dan intrik cerita yang buruk, hingga menodai jalinan tata kata dan alur kisah yang ditulis suamiku sebelumnya.

Namun beruntung, aku telah menemukan dan mengamankan kerangka asli seri ketiga itu. Sebuah kerangka yang dicatat dengan baik oleh suamiku pada lembaran-lembaran kertas. Suatu saat, ketika aku merasa sudah menguasai gaya bahasa tulisnya, aku pun akan merampungkan bagian cerita yang belum sempat ia tuliskan, sesuai versi rancangannya. Dengan itu, aku akan membuktikan kepada orang-orang perihal siapa suamiku sesungguhnya, dan siapa pula Fikar.

Kini, aku memang berada pada momentum yang tepat untuk menguak fakta yang sebenarnya. Saat orang-orang mulai meragukan kepiawaian Fikar dalam mengarang dan menulis cerita, bahkan beberapa mulai berani menudingnya menggunakan jasa menulis bayaran, aku merasa sudah waktunya untuk mengungkapkan bahwa suamiku adalah penulis novel trilogi yang sesungguhnya.