Blangpidie, Acehglobal – Angka stunting di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mengalami peningkatan sepanjang Januari hingga Juli 2025. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mencatat, jumlah anak terdampak stunting mencapai 830 kasus.
Plt Kepala Dinkes Abdya, dr. Adi Arulan Munda, mengatakan angka tersebut didapat dari laporan 13 Puskesmas yang tersebar di 152 desa.
“Angka stunting di Abdya sejak Januari hingga Juni 2025 ada 830, data itu berdasarkan laporan dari pihak Puskesmas di kecamatan,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/9/2025).
Adi merinci, kasus stunting paling tinggi tercatat di Puskesmas Manggeng dengan 156 kasus, disusul Alue Pisang 126 kasus, dan Alue Sungai Pinang (Jeumpa) 119 kasus. Sementara di Puskesmas Lhang ditemukan 86 kasus, Babahrot 73 kasus, Susoh 58 kasus, dan Lembah Sabil 45 kasus
“Untuk wilayah lain, seperti Pusesmas Blangpidie ditemukan 23 kasus, Puskemas Bineh Krueng 26 kasus, Sangkalan 22 kasus, Tangan-Tangan hanya 15 kasus, dan Puskemas Kuala Batee 13 kasus,” jelasnya.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka stunting di Abdya mengalami kenaikan. Pada 2024, jumlah anak stunting tercatat 825 kasus atau sekitar 8,4 persen. “Tahun ini jumlahnya bertambah dari 2024 lalu,” kata Adi.
Meski demikian, pihaknya terus berupaya menekan angka stunting di daerah tersebut. Upaya yang dilakukan salah satunya adalah edukasi gizi kepada masyarakat, khususnya ibu hamil.
“Kami mengedukasi agar asupan gizi ibu hamil bisa terpenuhi sehingga anak tidak lahir dengan risiko stunting,” tuturnya.
Selain itu, Dinkes Abdya juga menggandeng sejumlah dinas terkait untuk menekan kasus stunting. Menurut Adi, kolaborasi lintas sektor sangat penting agar hasilnya lebih maksimal.
“Ada beberapa dinas yang bisa kita ajak sesuai perannya masing-masing, seperti Dinas Kelautan dengan produksi ikannya, Perkim bisa mensosialisasikan terkait lingkungan, DPMP4, dan dinas terkait lainnya,” pungkasnya. (*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp
Tinggalkan Balasan