Blangpidie, Acehglobal – Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (Perumda) Tirta Aceh Barat Daya (Abdya), Rosi Padedi, mengungkapkan sejumlah kendala teknis yang menjadi penyebab terganggunya distribusi air air bersih ke pelanggan di wilayah Blangpidie dan Susoh.
Gangguan ini mencuat setelah munculnya keluhan dari masyarakat yang menyebut aliran air dari pipa PDAM sering terputus atau mengalir tidak lancar. Menurut Rosi, pihaknya menerima laporan tersebut dari sejumlah desa yang terdampak.
“Faktor utamanya adalah curah hujan tinggi yang mengakibatkan penumpukan sedimen di intake air, ditambah banjir yang merusak pipa, pompa, dan dinding intake. Sejak Idul Adha tahun lalu, kerusakan ini membuat kerikil masuk ke pipa dan menyumbat jalur utama distribusi,” ujar Rosi saat dihubungi via telepon, Kamis (1/5/2025).
Meski menghadapi kendala, Rosi menegaskan bahwa pihaknya selalu berupaya cepat merespons keluhan pelanggan. Namun ia mengakui, keterbatasan jumlah petugas membuat penanganan tidak selalu bisa dilakukan secepat yang diharapkan.
“Kami selalu informasikan jika ada gangguan melalui grup WhatsApp pelanggan. Bahkan terkadang informasi kami sampaikan terlebih dahulu sebelum ada keluhan masuk,” jelasnya.
Rosi juga menjelaskan bahwa setiap kegiatan pemeliharaan jaringan pipa, terutama yang dibangun melalui anggaran Dinas PUPR tahun 2024, turut diinformasikan kepada pelanggan melalui saluran komunikasi tersebut.
“Jika ada kerusakan seperti kebocoran pada pipa yang dibangun PUPR, kami langsung laporkan ke dinas terkait karena masih dalam tahap pemeliharaan. Tapi sebagian masyarakat memang berharap agar perbaikan bisa dilakukan lebih cepat, dan itu kami pahami,” katanya.
Terkait kualitas air, Rosi mengimbau masyarakat agar tetap memasak air dari PDAM sebelum dikonsumsi. Meskipun air tersebut telah melalui uji laboratorium berkala, langkah itu dianggap sebagai bentuk kehati-hatian tambahan.
“Air minum kami diuji secara periodik setiap minggu atau bulan. Dari 16 parameter yang diuji sesuai Permenkes, sekitar 70 persen sudah memenuhi standar. Tapi lebih baik dimasak dulu sebelum diminum,” ujarnya.
Rosi tak menampik bahwa minimnya tenaga teknis juga menjadi tantangan tersendiri bagi Perumda Tirta Abdya dalam memberikan layanan optimal. Saat ini, hanya empat orang teknisi yang harus menangani seluruh wilayah Abdya.
“Jumlah petugas sangat terbatas. Kami mohon masyarakat bersabar karena kami harus memprioritaskan penanganan yang paling mendesak lebih dulu,” kata Rosi.
Ia juga berharap pemerintah daerah dapat mendukung perbaikan infrastruktur, khususnya kerusakan pada dinding dan pipa intake yang terdampak banjir tahun lalu. Menurutnya, laporan sudah disampaikan sejak masa penjabat bupati sebelumnya.
“Semoga Pemda bisa menganggarkan perbaikannya. Kami ingin terus memberikan layanan terbaik kepada masyarakat,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia menilai setiap masukan dari masyarakat menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja sebagai penyedia kebutuhan dasar warga.
“Semakin luas cakupan layanan, semakin besar juga biaya operasi dan pemeliharaannya,” jelas Rosi.
Ia menyampaikan harapan atas diterapkannya Peraturan Bupati Nomor 45 Tahun 2024 tentang tarif air minum, yang dinilai sebagai bentuk dukungan pemerintah kepada masyarakat. Dan Perumda bisa memenuhi beban operasional secara mandiri, serta terus meningkatkan kualitas pelayanan secara bertahap.
“Kami berharap dengan penerapan aturan baru tersebut benar-benar dapat memberi energi baru bagi Perumda Tirta Abdya untuk pertumbuhan pelayanan yang semakin baik sesuai dengan harapan, serta visi misi kepala daerah dimasa yang akan datang,” pungkasnya. (*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp