Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat Daya (Abdya), Nurdianto, mengatakan pihaknya tidak bermaksud ingin merahasiakan nama-nama calon Penjabat (Pj) Bupati daerah setempat.

Hal itu dikatakan Nurdianto menyusul tudingan Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Perwakilan Abdya dan Aceh Selatan terhadap DPRK dinilai menutupi nama-nama calon Pj Bupati Abdya yang diusulkan ke Kemendagri.

“Kita tidak bermaksud menutup-nutupi tiga nama usulan calon Pj Bupati Abdya tersebut, belum saatnya kita publikasikan,” ungkap Nurdianto saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (19/7/2022).

Karena, lanjut Nurdianto, apabila nama-nama tersebut diumumkan kepada publik atau masyarakat, dikhawatirkan akan menimbulkan rasa kecewa, sebab nama-nama calon Pj Bupati usulan DPRK, belum tentu dipilih oleh Mendagri.

“Mengingat, kalau pun nama-nama calon Pj Bupati dipublikasikan, maka nanti akan ada yang kecewa karena dari sekian banyak nama yang diusulkan hanya tiga nama yang kita naikan dan nama-nama yang diusulkan DPRK tersebut juga belum tentu dipilih,” jelasnya.

Nurdianto bahkan menyebut, yang mendaftar menjadi calon Pj Bupati ke DPRK Abdya banyak, namun yang mengembalikan biodata sekitar 11 orang, sementara DPRK, kata dia, harus mengusulkan tiga nama. Kemudian diputuskan masing-masing fraksi untuk mengusulkan satu nama.

“Karena di DPRK Abdya ada dua Fraksi, maka satu nama lagi kita serahkan kepada unsur pimpinan, tapi penentuan nama-nama ini juga tetap mempertimbangkan masukan dari para anggota,” terang Politisi Partai Demokrat ini.

Dia juga menjelaskan, penentuan calon Pj Bupati secara aturan ada tiga nama yang diusulkan oleh DPRK, tiga nama diusulkan oleh Gubernur, serta 3 nama diusulkan oleh Kemendagri.

“Jadi 9 nama itu yang digodok, bisa saja nama-nama yang diusulkan oleh DPRK tidak dipilih. Dan ini sudah terjadi di dua kabupaten lain di Aceh,” terangnya lagi.

Terkait penilaian YARA Abdya, menurut Nurdianto itu adalah hak mereka. Akan tetapi, DPRK Abdya punya pertimbangan lain.

“Tudingan itu Hak YARA. Tapi pertimbangan kita seperti yang sudah saya jelaskan tadi, bek sempat locoh bak ujong (jangan sempat kobong di ujung),” pungkasnya.(*)