Subulussalam – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Subulussalam, Dedi Bustamar sangat menyayangkan soal terjadinya kekosongan stok jenis obat-obatan di Rumah Umum Daerah (RSUD) setempat.
Dedi Bustamar mengatakan, kekosongan obat-obatan di RSUD Subulussalam sejak sepekan terakhir sangat merugikan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan di daerah itu.
“Kejadian ini sangat merugikan masyarakat Subulussalam, apalagi pihak keluarga pasien harus menebus obat di apotek luar RSUD dan tentunya pasien akan mengeluarkan biaya lebih membeli obat di apotek luar,” ujar Dedi melalui pesan WhatsApp, Jum’at (27/1/2023).
Dedi Bustamar selaku Wakil Ketua Komisi D DPRK Subulussalam yang membidangi kesehatan mengaku sangat prihatin dengan persoalan tersebut.
Ia bahkan menyebut, kejadian kekosongan jenis obat-obatan di RSUD Subulussalam itu bukan hanya pertama kali ini terjadi, akan tetapi sudah berulang kali.
“Seharusnya pihak manajemen RSUD Kota Subulussalam mengantisipasi hal ini, mengingat pelayanan kesehatan merupakan salah satu pelayanan dasar yang harus dipenuhi Pemerintah Daerah,” tutur Dedi.
Menurut Ketua DPD Partai PKS Kota Subulussalam itu, penyebab kekosongan beberapa jenis obat-obatan di RSUD Subulussalam disebabkan tidak tersedianya anggaran untuk pengadaan obat-obatan di rumah sakit tersebut.
“Salah satu penyebab tidak tersedianya dana, karena RSUD Kota Subulussalam telah terbebani oleh banyaknya karyawan atau pegawai honor titipan yang melebihi kebutuhan kerja di rumah sakit,” katanya.