Meureudu, Acehglobal — Langit Meureudu membentang cerah, di bawah sinar matahari yang hangat, ratusan warga dari berbagai penjuru kabupaten berkumpul di Lapangan Bola Kaki Meureudu, Minggu pagi (15/6/2025).
Kehadiran mereka bukan untuk berdemo, bukan pula untuk mengantri pasar murah, melainkan untuk satu semangat merayakan hari jadi Kabupaten Pidie Jaya yang ke-18 lewat fun bike (sepeda santai) dan fun walk (jalan santai).
Mereka datang dari Bandar Baru, Trienggadeng, Ulim, sampai Jangka Buya. Tua, muda, pelajar, petani, ibu rumah tangga, dan pegawai negeri semua menyatu dalam langkah dan kayuhan yang penuh suka cita. Tanpa sekat jabatan, tanpa pembatas status sosial.
Jam menunjukkan pukul 08.00 WIB ketika Bupati Pidie Jaya melepas peserta dengan aba-aba singkat dan senyum lebar. Acara sepeda santai dan jalan santai itu bukan ajang mencari keringat semata. Ini menjadi penanda bahwa meski waktu terus bergulir, semangat kebersamaan di tanah ini tidak padam.
Pidie Jaya, yang lahir dari semangat otonomi dan harapan akan kemajuan, dirayakan hari ini dengan cara yang paling sederhana, namun mungkin paling tulus kebersamaan.
Ketika bupati melepas peserta dari garis start, tidak ada suara teriakan formalitas. Hanya sorakan kecil dan tepuk tangan yang menyatu dengan tawa anak-anak. Seperti pesta kecil di halaman rumah sendiri.
Setelah rute sejauh beberapa kilometer, peserta kembali ke lapangan Mereudu. Tak semua pulang membawa hadiah. Tapi mereka pulang dengan sesuatu yang lebih berharga cerita, kenangan, dan harapan.
Rute yang dilalui membelah jantung kota Meureudu, melintasi jalan negara, pasar ulim persawahan, dan rumah-rumah warga yang berdiri tenang di pinggir jalan. Di sepanjang jalur, sorak sorai dan lambaian tangan warga menjadi penyemangat tersendiri.
“Ini bukan hanya soal olahraga. Ini tentang merawat kebersamaan dan mencintai tanah kelahiran,” ujar Bupati Sibral Malasyi dalam sambutannya.
Di antara peserta, tampak sepeda – sepeda tua berderit ringan, namun dikayuh dengan penuh semangat. Salah satunya milik T Barzaini, warga Mesjid Tuha Meureudu, yang sengaja membawa sepeda peninggalan atau Tempoe dulu.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp
Tinggalkan Balasan