BLANGPIDIE – Aceh, sebuah daerah yang kaya akan budaya dan adat istiadat. Dengan kearifan lokalnya, masyarakat Aceh masih menjunjung tinggi tradisi para leluhur seperti salah satunya “Kenduri Blang” atau Kenduri Turun Sawah.
Kenduri Blang merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya petani atau “Aneuk Blang” (red. Anak Sawah) sebelum memasuki musim tanam padi sawah.
Dalam tradisi ini, masyarakat berkumpul untuk bersama-sama berdoa dan menyampaikan rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT berupa hamparan sawah yang melimpah.
Kegiatan Kenduri Blang ini telah berlangsung secara turun temurun di tengah-tengah masyarakat Aceh. Seperti halnya yang saat ini masih dilakoni oleh masyarakat di Gampong (Desa) Bineh Krueng, Kecamatan Tangan-tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), pada hari Minggu (25/6/2023).
“Alhamdulillah, hari ini kami menyelenggarakan syukuran dan doa bersama, ini adalah kegiatan rutin yang kami lakukan setiap kali memasuki musim tanam padi sawah,” ujar Keuchik (Kepala Desa) Bineh Krueng, Jonni, S.Pd.
Kata Jon, tradisi Kenduri Blang telah menjadi budaya yang dilakukan secara turun temurun oleh para petani. Tujuannya untuk memohon berkah serta meminta kepada Yang Maha Kuasa agar tanaman padi yang ditanam terhindar dari hama dan mendapatkan hasil panen yang melimpah.
Awalnya, tradisi ini hanya diadakan sekali dalam setahun. Namun, seiring berjalannya waktu, musim tanam dilakukan dua kali setahun.
“Demikian juga dengan kenduri sawah yang kita lakukan sekarang sudah dua kali dalam satu tahun,” imbuh Jon.
Amatan Acehglobal, setelah membaca doa dan samadiah, masyarakat yang hadir menyantap hidangan bersama sebagai bagian dari rangkaian acara tersebut.
Dalam acara Kenduri Blang di Gampong Bineh Krueng ini turut dihadiri Camat Tangan-Tangan, Babinsa, Babinkamtibmas, Keuchik dan Aparatur Desa, serta puluhan petani setempat. (*)
Editor: Salman