Prinsipnya kita semua tau dan sadar akan ancaman Allah dan RasulNya terkait Ghibah dan Fitnah, Namun karena tahun politik ini telah dimulai dan Nafsu Birahi Politik pun mulai memuncak, disitu membuat kita lupa kalau dosa yang kita lakukan tidak akan diampuni dengan shalat malam, tidak akan diampuni dengan beristighfar melainkan meminta maaf kepada orang yang kita Ghibah dan kita Fitnah, bahkan kita buka aibnya, Rasulullah Saw mengancam kita dengan Hadist :
“Barang siapa memfitnah saudaranya (dengan tujuan mencela dan menjatuhkan kehormatannya) maka Allah akan menahannya di jembatan Jahannam sampai ia bersih dari dosanya (dengan siksaan itu) ” (Riwayat Abu Daud).
Dalam perspektif kami, jika kita melihat dengan kacamata yang profesional, Politik merupakan ladang Amal, apabila tidak dilakukan dengan cara yang menyalahi dengan agama, misalnya Setiap pemberian dan bantuan yang diberikan saat kampanye, baik berupa bantuan sosial pengobatan atau bantuan lainnya tentu akan menjadi amal shaleh selama yang memberikan itu ikhlas dan yang menerima itu pun bermanfaat.
Namun sekarang situasi itu berubah, justru politik sekarang sudah menjadi ajang untuk menipu, politik itu sudah dijadikan sarana untuk menjatuhkan kehormatan orang lain bahkan menyebarkan berita bohong dengan mudah di Media sosial, dan efek dari itu para pendukung pendukung dalam politik akan melakukan dosa secara berjamaah yaitu dengan cara Menjatuhkan, memfitnah dan bahkan saling bunuh yang berujung pada permusuhan abadi.
Saudara yang Seiman, sebangsa, setanah air dan seagama, tentu kita memiliki keinginan dan harapan untuk berbuat baik Untuk bangsa dan Agama tercinta, Namun lakukan dengan cara yang benar dan Baik, karna setiap kebaikan dan kebenaran yang akan kita lakukan pasti akan mendapatkan Nilai terbaik di sisi Allah SWT. Wallahua’lam. (*)
Penulis adalah Pimpinan Dayah Qur’an Hafiz (QAHA) Lhokseumawe. Tulisan ini adalah opini penulis.
Editor : Redaksi
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp