Banda Aceh, Acehglobal — Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) Aceh menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Kolaborasi Mahasiswa dalam Mendorong Penerapan Prinsip ESG pada Sektor Pertambangan”, pada Selasa (15/7/2025).
Acara yang berlangsung di Meeting Room Lantai 2 Universitas Muhammadiyah Aceh (UNMUHA) itu, menghadirkan beragam kalangan mulai dari mahasiswa, akademisi, hingga pelaku industri pertambangan.
Sejumlah narasumber yang hadir diantaranya, Nurchalis, S.P., M.Si (Anggota Komisi III DPRA), Tengku Khaddafi, S.P., M.P. (Division Head CSR PT Mifa Bersaudara), dan Ir. Nurul Kamal, M.Sc (Akademisi Teknik Pertambangan Universitas Syiah Kuala/USK).
Ketua Umum DPD IMM Aceh, Muhammad Dwi Cahyo, dalam sambutannya menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam membaca isu-isu strategis nasional dan daerah, terutama yang berkaitan dengan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
“Mahasiswa harus membuka cakrawala ke arah yang lebih maju, dengan memahami bagaimana sektor pertambangan tidak hanya mengejar profit (untung), tetapi juga harus bertanggung jawab secara lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG),” ujar Muhammad Dwi Cahyo.
Dalam sesi pemaparannya, Nurchalis menyampaikan urgensi penguatan regulasi dan peran serta publik dalam mengawasi praktik pertambangan.
“Penerapan ESG tidak boleh sekadar simbolik. Regulasi harus diperkuat dan pengawasan terhadap perusahaan tambang harus melibatkan unsur masyarakat, termasuk mahasiswa. Kita Aceh membutuhkan lapangan kerja maka dari itu perusahaan tidak boleh main-main,” ujarnya.
Tengku Khaddafi yang mewakili PT Mifa Bersaudara menyatakan komitmen perusahaan dalam menjalankan prinsip-prinsip ESG sebagai bagian integral dari operasional mereka.
“Kami di PT Mifa tidak hanya fokus pada produksi, tapi juga berkomitmen untuk mendukung pemberdayaan masyarakat sekitar dan menjaga keseimbangan lingkungan,” ungkapnya.
“Kami memiliki banyak program terkait lingkungan, sosial kemasyarakatan, dan juga beasiswa bagi masyarakat Aceh Barat. ESG bukan lagi pilihan, tapi keharusan bagi perusahaan yang ingin berkelanjutan.”
Sementara itu, Ir. Nurul Kamal menilai bahwa PT Mifa merupakan contoh perusahaan tambang di Aceh yang relatif baik dalam menerapkan prinsip ESG.
“Jika membicarakan ESG, PT Mifa merupakan contoh terbaik dan sangat tepat dalam penerapan ESG. Dari beberapa perusahaan tambang yang ada di Aceh, menurut saya PT Mifa yang cukup baik menjalankannya,” jelasnya.
FGD ini bertujuan membangun pemahaman kolektif mengenai pentingnya prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam industri pertambangan.
DPD IMM Aceh berharap kegiatan ini menjadi ruang kolaboratif antara mahasiswa, akademisi, dan industri untuk mendorong praktik pertambangan yang berkeadilan dan berkelanjutan di Aceh. (*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp