Banda Aceh, AcehGlobalNews – Fenomena antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), terutama di Banda Aceh dan Aceh Besar, sudah sangat lazim terjadi.
Kendaraan-kendaraan membentuk kolom panjang hingga ke badan jalan dan tak jarang sampai menimbulkan kemacetan.
Fenomena itu kemudian diyakini menjadi pemicu cepat kekosongan BBM bersubsidi yakni pertalite dan solar di SPBU-SPBU.
Hampir semua SPBU “diserbu” kendaraan sesaat setelah suplai dari Pertamina masuk. Sehingga lagi-lagi, terjadi antrean mengular dan stok di masing-masing SPBU dengan cepat terkuras.
Ketua Ombudsman Perwakilan Aceh, Dian Rubianty mengatakan, fenomena ini telah menjadi keluhan di masyarakat selama ini.
Ombudsman pun telah melakukan penelusuran serta koordinasi dengan sejumlah stakeholder di antaranya Pemerintah Aceh, Pertamina, dan Polda Aceh.
Baru-baru ini, kata Dian, Ombudsman Aceh juga telah menggelar pertemuan koordinasi dengan Ditreskrimsus Polda Aceh.
Dari sana diketahui bahwa Ditreskrimsus Polda Aceh telah melakukan pemantauan pada 6 sampai 8 Desember 2022 dan menemukan sedikitnya ada lima penyebab antrean di SPBU-SPBU.
Pertama, antrean disebabkan keterlambatan pengiriman dari depot pengisian BBM di Krueng Raya.
Kedua, banyaknya kendaraan yang masuk ke SBPU setelah bongkar BBM. Ini dipicu kekhawatiran masyarakat yang takut tak mendapat BBM.
Tiga, meski BBM tidak mengalami kelangkaan, tapi kuota per harinya tidak mencukupi.
Empat, stok BBM di masing-masing SPBU tidak sama, antara 8 sampai 16 ton.
Terakhir, adanya pengurangan kuota pada beberapa SPBU sejak Oktober 2022, yang semula 16 ton menjadi 8 ton per hari. (*)
Sumber: Beritakini.co