Subulussalam – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Subulussalam, Bahagia Maha, sangat menyayangkan isu yang berhembus soal adanya penangkapan oknum Kepala Desa/Keuchik (Kepala Kampong) pasca kunjungan kerja (kunker) atau Bimtek ke Kepulauan Riau Batam.
“Sebagai wakil rakyat, kami sangat menyayangkan kejadian ini. Tujuan kunjungan itu untuk menambah wawasan dan meningkatkan SDM dalam mengelola Dana Desa,” kata Bahagia dalam keterangannya, Kamis (19/1/2023).
Ia menjelaskan, bahwa jika tujuan kunjungan kerja atau Bimtek digunakan untuk hal yang merugikan, maka pengelolaan dana desa akan hancur.
“Kami sangat menyayangkan adanya oknum kepala desa yang ditangkap polisi karena mengkonsumsi narkoba saat mengikuti kunjungan tersebut,” ujar Bahagia.
Dengan bimtek tersebut, sebenarnya Kepala Kampong diharapkan bisa faham dalam pengelolaan Dana Desa dan penyusunan laporan pertanggung jawaban setiap tahunnya, agar program desa bisa sesuai harapan masyarakat. Selain itu, Kepala Kampong juga mengerti dengan peraturan tentang Dana Desa.
“Yang ada makin hancur, uang dana desanya habis, namun pembangunan di desa itu begitu-begitu saja alias tidak ada kemajuan, padahal dana desa yang dikelola itu besar ada yang Rp 700 juta lebih, bahkan ada yang sampai miliyaran rupiah setiap tahunnya yang bersumber APBN dan APBK,” tambah Wakil Ketua Komisi A DPRK Subulussalam itu.
Menurutnya, jumlah anggaran sebesar itu jika dikelola tidak tepat sasaran, maka akan merugikan masyarakat di desa. “Bagaimana meningkatkan pembangunan dan kemajuan di desa. Sebab, tujuan bimtek untuk menambah ilmu agar dana desa bisa terkelola dengan baik, seperti desa-desa yang sudah maju di kota-kota daerah lainnya, bukan meminum obat terlarang tujuan bimtek itu,” imbuh Bahagia.