Sebagai solusinya adalah setiap profesi hendaknya terus meningkatkan kualitas ilmu, baik secara jenjang pendidikan, knowledge yang baik, maupun skill yang dimilikinya dalam memberikan asuhan. Jika semua profesi bekerja secara profesional dengan kompetensi memadai yang seimbang, maka praktik kolaborasi yang baik akan lahir pada pelayanan kesehatan dan seluruh profesi akan saling menghargai satu sama lain.
Untuk mewujudkan itu semua, USK hendaknya menguatkan kurikulum tentang konsep IPE mulai jenjang Srata 1 (S-1) dengan metode pembelajaran yang dilakukan secara kolaborasi oleh mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari dua atau lebih disiplin ilmu yang berbeda di bidang kesehatan.
Mahasiswa dari berbagai profesi kesehatan berada dalam ruang kelas yang sama, menerima pelajaran kemudian adanya interaksi antar sesama mahasiswa dari disiplin ilmu yang berbeda, sehingga diharapkan akan adanya kolaborasi yang lahir sejak dini di bangku perkuliahan yang kemudian diharapkan akan terus berlangsung hingga ke pusat layanan kesehatan nantinya saat bekerja sabagai tenaga kesehatan.
Dalam hal ini patut kita apresiasi Universitas Syiah Kuala sudah mendirikan Pusat Riset Kolaborasi Ilmu Kesehatan USK yang dipimpin oleh DR. Dr. Dedy Syahrizal, M.Kes. Sehingga dengan adanya lembaga ini diharapkan mampu memjembatani dan memfasilitasi pendidikan antar rumpun ilmu kesehatan di Universitas Syiah Kuala.
PRKIK ini diharapkan terus berupaya dalam penerapan dan pengembangan IPE agar terus berjalan dan mengambangkan konsep IPE di jenjang pendidikan dan kemudian mampu menjadi jawaban agar IPC dapat berjalan dan diterapkan di fasilitas pelayanan kesehatan di seluruh Aceh, amien.(*)