Blangpidie, Acehglobal — Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kuala Batee (Ipelmakuba), Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), meminta Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf membatalkan IUP Eksplorasi PT Abdya Mineral Prima.
IUP Eksplorasi No. 540/DPMPTSP/19/IUP EKS./2025 yang diterbitkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Aceh seluas 2319 H tersebar di 7 Gampong/Desa dalam Kecamatan Kuala
Batee, Kabupaten Abdya dengan komoditas tambang emas.
Adapun 7 Gampong yang masuk dalam IUP Eksplorasi PT Abdya Mineral Prima diantaranya, Gampong Kota Bahagia, Panton Cut, Kampung Tengah, Blang Panyang, Drien Beurumbang, Krueng Batee dan Alue Pisang.
“Kami sangat menyayangkan DPMPTSP Aceh tidak jeli melihat rekomendasi dukungan dari bawah yang tidak valid, apakah rekomendasi diberikan secara berjenjang atau tidak yang bisa memicu konflik,” kata Ketua Ipelmakuba, Marisi Saputra, Kamis (28/8/2025).
Marisi menjelaskan, dari 7 desa yang dinyatakan masuk dalam IUP PT Abdya Mineral Prima, tidak memberikan rekomendasi pertambangan kepada PT tersebut.
“Artinya masyarakat tidak mendukung keberadaan PT tersebut, nyatanya sebagai warga tidak memberikan izin rekomendasi tambang. Seharusnya DPMPTSP Aceh
meminta lampiran rekomendasi berjenjang dengan berita acara musyawarah desa sebelum mengeluarkan izin,” tegasnya.
Marisi menambahkan, menurut informasi yang diterima pihaknya dari ketua forum keuchik Kuala Batee bahwa rekomendasi desa ditandatangi diduga di memanipulasi oleh oknum tidak bertanggungjawab
“Menurut informasi yang kami dapatkan, awalnya (perwakilan perusahaan) meminta tandatangan untuk melakukan izin survei kepada pihak desa setempat untuk Prospeksi Potensi Tambang bukan rekomendasi izin tambang emas,” ujarnya.
Selain itu, sambung Marisi, tidak ada berita acara musyawarah dengan perangkat desa maupun masyarakat setempat dan kelompok yang akan terdampak dari kegiatan tambang tersebut.
“Tiba-tiba saja IUP eksplorasi keluar, ini membuat semua masyarakat Kuala Batee
khususnya di 7 desa merasa tertipu oleh ulah PT tersebut,” sebut Marisi.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp
Tinggalkan Balasan