Banda Aceh, Acehglobal — Lintasan jalan Gunung Geurutee, Aceh Jaya dan Gunung Paro- Kulu, Aceh Besar dinilai sudah tidak memadai lagi dilalui oleh mobil-mobil berat dengan kategori besar, salah satunya mobil pengangkut Crude Palm Oil (CPO).
Pasalnya, mobil besar yang melewati lintasan tersebut kerap mengalami kecelakaan sehingga berakibat jatuhnya korban dan mengganggu arus transportasi masyarakat.
“Kondisi jalan pada lintasan Gunong Geurutee, Paro, dan Kulu sangat tidak memadai untuk dilalui mobil-mobil berat dengan kategori besar. Pemerintah Aceh seharusnya memikirkan pembangunan jalan yang lebih lebar dan layak, agar tidak ada lagi korban yang jatuh akibat kecelakaan,” kata Anggota DPRK Aceh Jaya, Fitra Akhyar, dalam pernyataannya, Jumat (16/8/2024).
Karena hal itu, Fitra meminta pemerintah Aceh dan DPRA agar mencari solusi jalur alternatif bagi kendaraan-kendaraan kategori besar, sehingga nantinya di jalur Gunong Gurute, Paro dan Kulu hanya dilalui oleh kendaraan pribadi, kendaraan penumpang dan kendaraan pengangkutan logistik kecil saja.
Fitra menyarankan agar Pemerintah Aceh dan DPRA membuat regulasi khusus yang dapat mengatur penggunaan pelabuhan di Calang atau Meulaboh sebagai jalur alternatif untuk mobil pengangkutan CPO tersebut.
“Untuk apa ada pelabuhan jika tidak dimanfaatkan maksimal. Pemerintah Aceh seharusnya mengajak para pelaku usaha pengangkutan barang dan pengusaha CPO untuk berdiskusi, mencari solusi terbaik,” ujarnya.
Menurut Fitra Akhyar, pemanfaatan akses pengangkutan CPO melalui pelabuhan-pelabuhan tersebut tidak hanya meminimalisir korban kecelakaan serta mempercepat distribusi barang-barang, akan tetapi juga dapat memberikan dampak ekonomi menguntungkan bagi masyarakat.
“Pemanfaatan pelabuhan untuk pengangkutan logistik dan CPO akan memberikan multiple efek ekonomi yang positif, seperti membuka lapangan kerja baru, meningkatkan perekonomian lokal dan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD),” jelas Fitra. (*)