Khutbah Jumat: Tiga Perkara agar Mata Batin Menerima Peringatan Allah

Jantho, Acehglobal — Dalam setiap Jumat Khatib selalu memberikan peringatan peringatan berupa mauizah hasanah dikarenakan setiap kita manusia sebelum ruh ditiupkan ke jasad, maka hanya mengenal Allah dan setelah menjadi insan atau manusia maka kita banyak lupa dengan Allah.

Bahkan dalam shalat pun terkadang kita lupa hakekat sedang menghadap Allah, namun yang kita ingat justru dunia.

Demikian mukadimah Khutbah Jumat Tgk Syukri Daud Pangoe di Masjid Baitul Halim Kemukiman Lambheu Kecamatan Suka Makmur Aceh Besar, Jumat (4/4/2025).

Peringatan peringatan yang diberikan kepada manusia, sebut Tgk Syukri, menurut para ulama memiliki jalan, minimal melalui tiga hal. Karena manusia tadi lupa atau lalai serta dianggap tertidur saat berada di dunia yang fana ini.

Ketiga hal tersebut, pertama kita pandai bersyukur saat diri kita mengalami kekurangan atau keterbatasan. Bersyukur saat berlebihan atau memiliki kemampuan itu hal yang lumrah.

Namun, mata batin kita akan mendapatkan peringatan bila kita mampu bersyukur di waktu sempit dan ketidak berdayaan.

“Saat waktu yang lima sebelum yang lima sebagaimana hadits yang kita pahami bersama itu, kita bersyukur tidak jemu-jemu dan selalu melihat diri masih berlimpah karunia dari allah. Inilah hal yang pertama memahami nikmat Allah berlimpah limpah pada kita, memudahkan kita mendapatkan peringatan dengan mata batin kita,” sebut Tgk Syukur.

Yang kedua, mereka mereka yang mampu melihat hari untung dan rugi dalam hal akhiratnya maka ini juga jalan mudah mendapatkan peringatan dengan mata batin.

“Bila seseorang mendapatkan katakanlah undangan pengajian, sementara ia sedang sibuk dengan urusan pekerjaan, maka ia menimbang hal untung rugi di akhirat kelak. Bila ia ikuti undangan pengajian, sementara urusan pekerjaan ditinggal sementara, maka boleh jadi itu hari keberuntungan ia bukan hari ruginya kelak. Demikian juga sebaliknya,” papar sang khatib.

Terakhir, sebut khatìb, kita melihat diri kita selalu dalam kesalahan dalam beribadah, agar terus menerus kita mengevaluasi dan memperbaiki diri dalam beribadah dari kekurangan kekurangan yang ada.