Kejadian ini pun sampai pada sang khalifah. Beliau meminta untuk menghadirkan pemuda penunggang kuda itu. Ketika semakin dekat waktu pemuda itu akan meghadap sang khalifah, tiba-tiba muncul dalam benaknya: “Bila Allah menyelamatkanku dari peristiwa ini, aku akan membuat walimah yang besar dan aku akan membaca maulid Nabi Muhammad saw di walimah itu.”
Ketika pemuda itu hadir di hadapan sang khalifah, sang khalifah pun memandanginya kemudian beliau malah tertawa setelah sebelumnya menahan amarah.
Sang khalifah bertanya heran: “Hai pemuda, apakah engkau pandai menyihir?.”
“Tidak, demi Allah wahai Amirul Mu’minin.”, jawab pemuda itu.
Kemudian sang khalifah berkata: “Engkau aku maafkan, tetapi katakan kepadaku apa yang telah engkau ucapkan?.”
Ia pun menjawab: “Aku berkata: “Bila Allah menyelamatkanku dari kecelakan jiwa ini aku akan membuat walimah maulid Nabi saw.”
Sang khalifah berkata: “Sungguh aku telah memaafkanmu dan ambilah ini 100 dinar untuk merayakan maulid Nabi. Dan engkau terbebaskan dari dam (denda) pembunuhan anakku.” Baca Juga:Dalil tentang Merayakan Maulid Dapat Datangkan Syafaat Nabi
Pemuda itupun keluar dengan membawa 100 dinar dan terbebaskan dari qisas sebab berkah maulid Nabi Muhammad saw.
Kedua kisah ini disebutkan olehSyekh Bakri Syatha (w.1310 H) dalam kitabnya I’anatuth Thalibin ( juz III, hal ; 364).
Saudaraku yang dimuliakan Allah, kisah ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi untuk selalu mengagungkan Maulid Nabi Muhammad Saw dan senantiasa menumbuhkan rasa cinta kepada dan memperbanyak shalawat kepada beliau. Ingatlah kembali, bahwa Rasulullah pernah bersabda;