LPG 3 Kg Rp 35.000 per Tabung, Ini Penjelasan Kadiskop UKM dan Perindag Abdya - Laman 2 dari 2

LPG 3 Kg Rp 35.000 per Tabung, Ini Penjelasan Kadiskop UKM dan Perindag Abdya

Laporan: Salman | Editor: Tim Redaksi
Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Abdya, Zedi Saputra. (Foto: Acehglobal/Ist)

Selain itu, sebut Zedi, Abdya juga diberikan izin untuk mendatangkan LPG dari Pakpak Bharat, Sumatera Utara. Namun, Pertamina masih memerlukan waktu untuk mensimulasikan alur distribusi serta menghitung biaya transportasi ke wilayah tersebut.

Dalam pembahasan bersama tiga agen LPG di Abdya, kata Zedi, muncul usulan agar pasokan gas didatangkan dari Medan dengan konsekuensi penyesuaian HET. Agen mengusulkan HET dinaikkan dari Rp 22.500 menjadi Rp 30.500 per tabung.

“Draft sudah disiapkan, tapi tentu kita harus mempertimbangkan banyak hal. Terutama soal kewajaran menaikkan harga di tengah kondisi bencana saat ini,” katanya.

Hasil diskusi terakhir pada Minggu (14/12), sebut Zedi, Pertamina menyarankan Pemerintah Kabupaten Abdya untuk tidak menaikkan HET LPG 3 kg. Pertamina menyatakan siap menanggung tambahan biaya transportasi dari Pakpak Bharat, Sumut ke Abdya.

Alhamdulillah, pihak Pertamina yang akan mensubsidi agen terkait penambahan biaya transportasi tersebut,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, kelangkaan LPG 3 Kg subsidi terjadi di Kabupaten Abdya berdampak pada melonjak harga gas melon tersebut Rp 35.000 per tabung, jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 22.500.

“Saya baru beli gas elpiji 3 kilogram di salah satu pangkalan di Kecamatan Susoh. Harganya Rp 35.000 per tabung,” ujar seorang warga Susoh, Junaidi, Jumat (19/12/2025).

Menurut warga tersebut, sebelum transaksi dilakukan, pihak pangkalan sudah lebih dulu menjelaskan bahwa harga LPG 3 Kg tidak dijual sesuai HET. Alasannya, pasokan gas saat ini terbatas menyusul bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah Aceh.

Pihak pangkalan juga menyebutkan bahwa LPG 3 Kg harus didatangkan dari Medan, Sumatera Utara. Kondisi itu membuat harga naik, karena pangkalan mengeluarkan tambahan biaya operasional, mulai dari sewa armada truk, upah sopir, hingga biaya distribusi lainnya.

“Katanya, harga mahal karena gas di Aceh lagi langka. Pangkalan harus ambil gas dari Medan, jadi biaya operasionalnya besar,” jelas Junaidi. (*)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Saiful

    Kerja yg baik ya. Permudah jgn dipersulit. Permudah orang yg di bumi, Insyaallah anda akan dimudahkan oleh Allah.

    Balas
Tutup