Beberapa peserta juga mengusulkan pembuatan aplikasi belajar bahasa daerah yang lebih interaktif dan menarik bagi generasi muda.
“Kami ingin bahasa Aceh kembali menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari,” tambah Sekum HIMAB, Afdhal.
Menurut Afdhal, selain program formal di sekolah, HIMAB juga berencana mengadakan kelas bahasa Aceh di komunitas dan membuat festival budaya untuk memperkenalkan kembali bahasa daerah.
Kegiatan brainstorming ini diakhiri dengan pembentukan tim kerja yang akan merancang program-program pelestarian bahasa daerah dalam waktu dekat.
Para mahasiswa berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal yang konkret dalam menjaga keberlanjutan bahasa Aceh di tengah derasnya arus modernisasi.
Dengan semangat kebersamaan dan komitmen tinggi, Himpunan Mahasiswa Aceh Besar siap berperan aktif dalam menjaga bahasa daerah sebagai bagian penting dari identitas Aceh.(*)