Simeulue, Acehglobal — Mantan Kepala Baitul Mal Kabupaten Simeulue, Raswiadi yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRK Simeulue, dengan tegas membantah tuduhan yang mengaitkan dirinya dengan dugaan korupsi dana zakat dan infak pada tahun anggaran 2020-2022.

Ia menilai tuduhan tersebut tidak berdasar dan berpotensi sebagai upaya politisasi untuk mencemarkan nama baiknya.

Beberapa hari yang lalu dikabarkan di berbagai media bahwa Raswiadi diduga melakukan korupsi sebagian dana zakat Kabupaten Simeulue.

Menanggapi tuduhan itu, Raswiadi memberikan klarifikasi melalui Aceh Global News.com. Ia menegaskan bahwa seluruh proses pengelolaan dana zakat di Baitul Mal telah berjalan sesuai mekanisme dan aturan yang berlaku.

“Demi Allah, saya tidak memakan uang tersebut. Jika benar ada dugaan pemotongan dana, harus ada bukti yang jelas, bukan sekadar asumsi atau tuduhan tanpa dasar,” ujarnya, Minggu (16/2/2025).

Raswiadi menjelaskan bahwa setiap keputusan terkait penyaluran dana zakat dan infak di Baitul Mal Kabupaten Simeulue ditetapkan melalui sidang Dewan Pertimbangan Syariah (DPS).

Setelah itu, resume anggaran disampaikan kepada Sekretariat Baitul Mal untuk diusulkan masuk dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Pelaksanaan eksekusi anggaran sepenuhnya merupakan wewenang Sekretariat Baitul Mal sebagai Pengguna Anggaran (PA).

“Sementara badan pelaksana (Bapel)/komisioner hanya bertugas merancang program dan kegiatan setelah mendapat persetujuan DPS,” ungkapnya.

Terkait tuduhan pemotongan dana zakat, Raswiadi dengan tegas membantah bahwa ia tidak terlibat dalam praktik semacam itu.

Ia bahkan juga membantah isu mengenai dana fantastis untuk anak yatim yang disebut-sebut dalam pemberitaan. Menurutnya, setelah dilakukan pengecekan, dana santunan bagi anak yatim dalam DPA hanya berkisar Rp.200.000 hingga Rp.300.000 per anak.

“Jika mereka menerima jumlah tersebut, maka itu sudah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan,” ungkapnya.

Raswiadi mempertanyakan motif dari munculnya tuduhan ini dan menduga adanya unsur politik yang sengaja dimainkan untuk menjatuhkan namanya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News