Oleh : Junia Fitria, S.Pd

Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu memenuhi dan mendukung kebutuhan setiap peserta didik (Alfulqan et al, 2020) setiap siswa memiliki keunikan sebagai individu dengan karanteristik yang berbeda satu dengan lainnya (Mujiono et al, 2018).

Walau siswa bersekolah dan ditempatkan di kelas yang sama perbedaan karakteristik diantara siswa tidak dapat dihindari, seperti perbedaan minat, gaya belajar, latar belakang, dan kemampuan siswa dalam memperoleh informasi mengenai mata pelajaran yang sedang diajarkan. Disisi lain tidak jarang anak menjadi flurtasi dan tidak termotivasi untuk belajar karena hanya datang kesekolah untuk ulangan, dan ujian.

Menurut Ki Hadjar Dewantara, tujuan pendidikan adalah mengarahkan seluruh fitrah pada diri anak agar mencapai rasa aman dan bahagia yang setinggi-tingginya baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Menurutnya, pendidikan adalah tempat benih-benih kebudayaan (Irawati, 2020). Di kelas dimana peneliti belajar, berupaya melaksanakan kegiatan sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran mencerminkan gagasan Ki Hadjar Dewantara.

Yang menerapkan pembelajaran mandiri dan berkelompok yang ditujukan untuk siswa melalui pendekatan pendidikan yang komprehensif. Mengembangkan secara seimbang potensi yang tersembunyi dalam diri siswa, termasuk potensi intelektual, emosional, fisik, sosial, seni dan spritual berjalan beriringan.

Dalam pembelajaran berdiferensiasi terdapat empat aspek yang dapat dikendalikan oleh guru yaitu konten, proses, produk, dan lingkungan atau iklim pembelajaran di kelas. Guru dapat mengkategorikan kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan tiga aspek yaitu kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik.