Pertanyaan yang dianggap “kurang kerjaan” tersebut sebenarnya bertujuan untuk menghitung perkiraan kesejahteraan suatu rumah tangga berdasarkan penghitungan kebutuhan kalori per anggota rumah tangganya. Pertanyaan sederhana, yang jawabannya sebenarnya menentukan nasib bangsa ini dimasa akan depan.

Yang jadi masalahnya adalah, Anda tidak akan merasakan dampak langsung dari hasil pekerjaan kami. Seorang guru jelas-jelas memberikan ilmu kepada anak didiknya, dalam proses belajar mengajar. Seorang petugas pos mengantarkan surat langsung ke tangan Anda, dan lainnya. Toh kami apa?.

Lalu layanan apa aja yang diberikan seorang petugas sensus? Tanpa Anda sadari, kami adalah para “penyambung lidah”. Lewat pertanyaan-pertanyaan kami, kami mencatat keadaan Anda. Untuk kemudian kami teruskan kepada Pemerintah negeri ini, seperti inilah potret kehidupan masyarakatnya.

Saya teringat sekali sebuah kata filosofi “Jangan Tanyakan Apa yang Negara Berikan Kepadamu, tapi Tanyakan Apa yang Kamu Berikan Kepada Negaramu.” Tapi ya itulah yang bisa kami berikan, memang hanya sebatas data, karena kami tidak diberi kewenangan untuk menentukan kebijakan.

Ketidaktahuan Anda terhadap keberadaan kami menjadikan tugas kami menghadapi serangkaian kesulitan. Penolakan Anda terhadap kedatangan kami, menjawab pertanyaan-pertanyaan kami.

Atau sikap Anda yang menjawab sekenanya terhadap pertanyaan-pertanyaan kami. Bagaimana mungkin kami bisa menyediakan data yang akurat jika Anda tidak menganggap kami ada dan memiliki tugas yang nyata, yang berpengaruh terhadap bagaimana Pemerintah negeri ini akan melayani Anda?