| Blangpidie — Dampak listrik padam di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya minyak pertalite subsidi yang dijual di daerah tersebut justru menjadi semakin mahal.
Hal itu dipicu oleh tingginya permintaan BBM yang terjadi sejak listrik padam pada Rabu (26/11) lalu di sebagian besar wilayah Aceh akibat bencana banjir dan longsor di sejumlah daerah.
Tak hanya di SPBU pada umumnya, BBM Pertamax yang dijual pada sejumlah Pertashop di Kabupaten Abdya juga kehabisan stok karena ludes terjual.
Para pengendara, khususnya roda dua mulai mengeluh lantaran BBM sudah mulai langka, harganyapun cukup fantastis di jual dikalangan pedagang encer mulai Rp 20-30 ribu per liter.
“Di beberapa SPBU kan tutup, jadi kita agak kesulitan mencari BBM Pertalite. Kalau kita beli di pedagang encer harganya mahal, mencapai Rp 30 per liternya,” keluh Ami salah seorang warga Abdya, Sabtu, (29/11/2025).
Ia berharap, para pedagang BBM eceran untuk tidak terlalu tinggi mengambil keuntungan. Karena masyarakat Aceh khususnya sedang dilanda musibah.
“Kita berharap kepada pihak kepolisian untuk mengawasi pedagang BBM eceran yang nakal, karena masyarakat sekarang sedang kesulitan pasca listrik padam,” pintanya.
Antrian Panjang di SPBU
Antrian panjang ratusan kendaraan yang membutuhkan bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah SPBU di Abdya tidak dapat dipungkiri dampak listrik yang belum normal di sebagian besar wilayah Aceh.
Pantauan , Sabtu (29/11) sekitar pukul 09.00 WIB pagi di SPBU Pantai Perak Kecamatan Susoh, antrian panjang kendaraan roda dua dan empat mencapai hingga ratusan meter.
Salah seorang pengendara, Abdul Haris mengaku kewalahan harus mengantri berjam-jam untuk memperoleh BBM Pertalite.
“Terpaksa ngantri meski berjam-jam di SPBU, karena stok BBM eceran di kios-kios juga lagi kosong,” ungkapnya.
Hingga berita ini diterbitkan, sejumlah stasiun pengisian bahan bakar di Abdya seperti SPBU Pantai Perak Susoh, dan SPBU Kedai Paya Blangpidie juga dilaporkan masih dipadati kendaraan roda dua dan empat yang mengantri untuk keperluan bahan bakar.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp

Tinggalkan Balasan