Zhengzhou, China — Semangat kerja keras dan perjuangan tiada henti kembali membuahkan hasil bagi Pemerintah Aceh.

Pasalnya, Pemerintah Aceh berhasil memperkuat sektor pertanian dan membuka peluang kerjasama internasional dengan China di bidang agrikultur.

Pemerintah Aceh melalui PT. PEMA (Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh), resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan negeri tirai bambu itu di sektor pertanian.

Penandatanganan tersebut berlangsung pada ajang ASEAN – China Cooperation and Development Conference on Food and Agriculture, The 4th “Belt and Road” International Agricultural Cooperation Expo yang digelar di Zhengzhou, China, Senin (13/10/2025).

Acara yang dihelat di China ini, turut dihadiri oleh seluruh negara ASEAN. Diantaranya sebagai berikut, Vietnam, Thailand, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Kamboja, Myanmar, Filipina, Laos dan tentunya Indonesia. Serta beberapa Kedutaan Besar yang hadir mewakili negara dari benua Afrika.

Selain itu, Indonesia dalam hal ini diwakili oleh Aceh yang dipimpin langsung oleh Gubernur Aceh, Muzakir Manaf alias biasa disapa dengan Mualem. Didampingi oleh Direktur Utama PT. PEMA selaku Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Aceh, yakni Mawardi Nur.

Mualem dalam pidatonya, mewakili harapan rakyat Aceh dan Indonesia, menyampaikan pesan terbuka terhadap investor asing bahwa Aceh adalah salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi besar, serta ramah terhadap negara lain.

“Konferensi ini bukan hanya tempat berdiskusi, tetapi sebuah langkah nyata untuk bertindak. Hari ini, kita bergerak dari dialog menuju kemitraan konkret. Aceh kaya dengan sumber daya alamnya. Saya mengajak semua stakeholder untuk ikut terlibat membangun Aceh bersama-sama,” ujar Mualem.

“Kemitraan ini menjadi langkah strategis menuju pasar ASEAN yang lebih luas bagi mitra dari Tiongkok serta negara lainnya yang saling menguntungkan,” tambah Mualem.

Gubernur Aceh mengucapkan terimakasih atas undangan dan kepercayaan yang istimewa ini, begitupun turut mengapresiasi peran PT PEMA untuk terus berkontribusi aktif menjalani tugas sentral menghadiri Investasi yang ada di Aceh.

Menurutnya, PT. PEMA dalam hal ini sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) masih terbilang muda dalam kancah pemerintahan, tetapi PEMA mampu menunjukkan komitmen kuat untuk terus membuktikan kerja nyata bagi kemajuan Aceh.

Langkah ini, kata Mualem, menjadi bukti konkret bahwa usia bukanlah halangan untuk berkontribusi besar bagi daerah.

Hal itu selaras disampaikan oleh Direktur PT PEMA, Mawardi Nur dalam pernyataannya.

“Di usia PT PEMA sebagai BUMD tergolong masih muda dan baru, tentu tidak mudah meyakinkan banyak pihak dalam kerja sama. Namun kerja keras, kebersamaan, dan tekad kuat seluruh tim akhirnya membuahkan hasil. Ini bukan semata pencapaian PT PEMA, melainkan keberhasilan dari doa dan dukungan seluruh masyarakat Aceh,” ujar Mawardi Nur.

Melalui kerja sama ini, ia berharap sektor pertanian di Aceh dapat berkembang lebih maju, berdaya saing, dan mampu menarik investasi yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Di akhir pernyataannya, Mawardi Nur juga menyampaikan permohonan doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Aceh agar PEMA dapat terus berkembang dalam meberikan inovasi dalam pembangunan ekonomi daerah.

“Kami memohon doa dan dukungan dari semua pihak, agar langkah ini menjadi awal dari kebangkitan ekonomi Aceh di bawah Pemerintahan Pak Gubernur Mualem dan Wakil Gubernur Dekfad. Kami juga terus berupaya bekerja secara profesional dalam memastikan semuanya berjalan dengan yang kita inginkan,” ucap Direktur Utama PT. PEMA. (*)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp