Oleh: H. Roni Haldi, Lc*
Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan keampunan. Allah SWT membuka pintu rahmat-Nya seluas-luasnya bagi siapa saja yang ingin kembali kepada-Nya. Bulan ini bukan sekadar tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga momentum terbaik untuk memperbaiki diri, bertaubat, dan mendapatkan ampunan dari Allah.
Banyak dalil yang menunjukkan bahwa Ramadhan adalah bulan keampunan. Salah satunya adalah sabda Rasulullah SAW: “Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda: “Apabila datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwa Ramadhan adalah waktu yang sangat istimewa. Allah SWT memudahkan hamba-Nya untuk beribadah dan bertaubat dengan menutup jalan-jalan menuju kemaksiatan dan membuka peluang-peluang melakukan kebaikan.
Pandangan Ulama tentang Keampunan di Bulan Ramadhan
Para ulama menjelaskan bahwa keutamaan bulan Ramadhan bukan hanya tentang puasa, tetapi juga tentang kesempatan untuk mendapatkan ampunan Allah.
Imam Al-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa hadits tentang keampunan di bulan Ramadhan menunjukkan betapa besar kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Taubat yang dilakukan dengan ikhlas akan diterima, dan dosa-dosa yang lalu akan dihapuskan.
Syekh ‘Izzuddin bin Abdissalam menjelaskan, ‘dibukanya pintu surga’ merupakan simbol imbauan bagi umat Muslim untuk memperbanyak amal ibadah di bulan suci Ramadhan, sementara ‘dibelenggunya setan’ merupakan simbol untuk mencegah diri dari perbuatan maksiat. (Syekh ‘Izzuddin bin Abdissalam, Maqashidush Shaum, 1922: 12).
Syaikh Ibn Utsaimin juga menjelaskan bahwa Allah memberikan keistimewaan di bulan Ramadhan sebagai bentuk kasih sayang-Nya. Allah ingin hamba-hamba-Nya kembali ke jalan yang benar. Oleh karena itu, pintu keampunan dibuka seluas-luasnya, dan setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya.
Refleksi Ramadhan di Zaman Sekarang
Di era modern ini, kita hidup dalam kesibukan dan godaan dunia yang luar biasa. Media sosial, teknologi, dan gaya hidup sering membuat kita lalai dari ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Ramadhan menjadi kesempatan emas untuk membersihkan hati dan kembali kepada-Nya.
Dalam kondisi dunia yang penuh dengan ketidakpastian—mulai dari konflik, krisis ekonomi, hingga perubahan sosial—Ramadhan mengajarkan kita untuk lebih sabar, bersyukur, dan memanfaatkan waktu dengan lebih baik. Momen ini bisa menjadi waktu terbaik untuk:
1. Meningkatkan ibadah – Memperbanyak shalat, membaca Al-Qur’an, dan berzikir.
2. Memperbaiki hubungan sosial – Memohon maaf kepada orang lain dan mempererat silaturahmi.
3. Mengendalikan diri – Mengurangi kebiasaan buruk, seperti menghabiskan waktu di media sosial tanpa manfaat atau membicarakan hal yang tidak baik.
4. Membantu sesama – Bersedekah dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan.
Ramadhan bukan hanya bulan puasa, tetapi juga bulan penuh keampunan. Allah SWT memberikan kesempatan bagi kita untuk kembali kepada-Nya dengan pintu taubat yang terbuka lebar.
Hadits-hadits Rasulullah dan penjelasan para ulama menegaskan bahwa siapa saja yang bersungguh-sungguh dalam ibadah dan taubatnya di bulan ini akan mendapatkan ampunan.
Di tengah tantangan zaman modern, Ramadhan harus menjadi momen refleksi dan perubahan diri. Dengan niat yang tulus, kita bisa memanfaatkan bulan suci ini untuk memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik di hadapan Allah SWT. Semoga kita termasuk dalam golongan yang mendapatkan ampunan dan keberkahan di bulan Ramadhan ini. Aamiin.***
Penulis Rubrik "Peutuah Penghulu" ini adalah Kepala KUA Susoh dan Ketua PC APRI Aceh Barat Daya, yang juga merupakan peraih nominasi Kepustakaan Islam Award 2024 sebagai Penulis Terbaik di lingkungan ASN Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News
Tinggalkan Balasan