Refleksi Tsunami: H. Shaifuddin Fuady Ajak Jamaah Renungi Hikmah dan Pentingnya Memakmurkan Masjid

Lhoksukon, Acehglobal – Imam Besar Masjid Haji Muhammad Hanafiah (HMH) sekaligus Kepala KUA Lhoksukon, Ustad H. Shaifuddin Fuady, S.Ag., MA, menyampaikan khutbah Jumat di Masjid HMH Gampong Ranto, Lhoksukon, pada Jumat (20/12/2024).

Dalam khutbahnya, beliau mengangkat tema refleksi Tsunami Aceh 2004 sebagai momentum mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan peran umat dalam memakmurkan masjid.

Ust. Shaifuddin juga mengingatkan jamaah bahwa peristiwa Tsunami Aceh yang terjadi 20 tahun silam merupakan teguran Allah bagi umat manusia.

“Setiap peringatan Tsunami hendaknya tidak hanya menjadi ritual seremonial, tetapi harus menjadi sarana untuk introspeksi diri, memperbanyak ibadah, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT,” ujar beliau.

Beliau juga mengutip QS. At-Taubah ayat 18: “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat, dan tidak takut kepada siapa pun selain kepada Allah.” Ayat ini, menurutnya, menjadi pedoman untuk menjadikan masjid sebagai pusat aktivitas keagamaan dan sarana memperkuat keimanan.

Selain itu, Ust. Shaifuddin menyampaikan rasa syukur atas hadirnya Masjid Haji Muhammad Hanafiah yang megah di Gampong Ranto. “Masjid ini adalah nikmat besar dari Allah. Maka, mari kita jadikan masjid ini tempat memperbaiki diri, beribadah, dan mempererat ukhuwah Islamiah,” tambahnya.

Dalam rangkaian refleksi Tsunami yang akan diperingati pada 26 Desember mendatang, beliau mengajak masyarakat untuk benar-benar memahami makna dari peringatan ini.

“Tsunami Aceh adalah salah satu bencana terbesar dalam sejarah bangsa kita. Sudah 20 tahun berlalu, ini adalah waktu yang cukup untuk belajar menjadi umat yang lebih dewasa dalam beragama dan lebih bijak menghadapi kehidupan,” tegas Ust. Shaifuddin.

Beliau juga mengingatkan tentang bencana-bencana lain yang melanda Indonesia setelah Tsunami Aceh, seperti Gempa Bumi Yogyakarta dan banjir bandang di berbagai wilayah, yang menunjukkan betapa kecilnya manusia di hadapan kekuasaan Allah SWT.