Selain itu, Safaruddin juga menyoroti kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang kerap dihadapi nelayan. Menurutnya, kelangkaan ini bukan hanya disebabkan kuota terbatas, tetapi juga karena distribusi yang tidak tepat sasaran.
“Ini harus ditertibkan, pemerintah harus tegas. Seorang pemimpin harus bisa membuat kebijakan politik yang betul-betul berpihak pada kebutuhan dasar masyarakat, bukan hanya pandai mencari suara,” tegasnya.
Jika terpilih, pasangan nomor urut 3 ini berjanji akan fokus pada kebutuhan dasar nelayan, seperti pembangunan pelabuhan, dan memastikan pendapatan nelayan meningkat serta mengurangi angka pengangguran.
Safaruddin juga menyebutkan, ia dan Zaman Akli adalah alternatif bagi masyarakat, mengingat masih ada dua pasangan calon lain di Pilkada Abdya ini. Namun, Safaruddin menegaskan bahwa ia dan Zaman Akli memiliki visi dan gagasan yang sama untuk membangun Abdya dengan cara-cara yang baik, tanpa memfitnah atau menjatuhkan lawan politik.
“Kami yakin, pemimpin yang baik harus lahir dari proses politik yang baik pula, bukan dari fitnah atau pembunuhan karakter,” katanya.
Safaruddin mengakui bahwa kritik terhadap program lawan politiknya adalah hal wajar dalam kontestasi pilkada. Ia percaya pertarungan ide dan gagasan merupakan hal penting agar masyarakat bisa memilih dengan bijak pada 27 November mendatang.
Dengan mengusung tagline “Arah Baru Abdya Maju” di Pilkada Abdya Safaruddin menyatakan kesiapannya untuk membawa perubahan positif bagi Kabupaten Abdya.
Pertemuan ini diakhiri dengan sesi diskusi antara Safaruddin dan para nelayan Susoh, yang juga dihadiri oleh calon Wakil Bupati nomor urut 3, Zaman Akli. (*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp