Menurutnya, manusia, sebagai makhluk dibekali nafsu dan akal sering berseteru di dalam batinnya yang disebutkan dengan kalamun nafsi bagaimana harus bersikap terhadap nikmat yang beragam itu. Tidak sedikit, manusia degan nikmat yang diberikan menghantarkan sebagai makhluk yang lupa diri dan “daratan”.(*)