“Selain itu, kami juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh perangkat desa, TA TPP Abdya, dan DPMP4 Abdya yang ikut mendukung teknologi ini hingga bisa juara,” katanya.

Yasal menuturkan, Lam Pengeuh dirancang sebagai solusi untuk mengurangi kerugian petani akibat serangan hama saat musim tanam maupun jelang panen.

Menurut dia, alat ini hadir dari kebutuhan lapangan dan bertujuan untuk mendongkrak hasil produksi padi masyarakat.

“Abdya memiliki sekitar 8.200 hektare sawah dan panen dua kali setahun. Namun, petani kami kerap dirugikan oleh serangan hama seperti burung pipit dan serangga,” sebutnya.

Yasal menambahkan, tim dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Aceh sudah turun langsung meninjau alat tersebut. Turut hadir dalam kunjungan itu, Bupati Abdya Safaruddin dan Ketua DPRK Abdya Roni Guswandi.

“Mereka melihat langsung alat Lam Pengeuh yang kami pasang di area persawahan,” imbuhnya.

Cara Kerja Lam Pengeuh

Lam Pengeuh beroperasi otomatis pada pagi, sore, dan malam hari, dengan metode yang disesuaikan. Pagi dan sore hari, alat ini mengeluarkan suara elang lewat toa speaker berdaya jangkau hingga 500 meter.

“Suaranya bisa diatur, dan speaker-nya tahan air, jadi tetap awet meski cuaca berubah-ubah,” terang Yasal.

Pada malam hari, alat ini mengaktifkan lampu LED ultraviolet (UV) yang memikat hama seperti wereng dan walang sangit. Hama lalu terperangkap dalam ember berisi air dan bumbu dapur yang difungsikan sebagai pengganti pestisida.

“Cara ini jauh lebih ramah lingkungan dan aman untuk hasil pertanian,” ujarnya.

Yasal mengatakan, Lam Pengeuh memiliki empat fungsi utama. Selain mengusir burung sawah dan menjebak serangga, alat ini juga menyediakan listrik gratis di lahan sawah dan menghalau hama tikus.

Alat ini sepenuhnya ramah lingkungan karena tidak memakai bahan kimia dan tidak membutuhkan tenaga manusia.

“Sistemnya hemat biaya dan aman digunakan oleh siapa pun,” ucap Yasal.

Ia menambahkan bahwa Lam Pengeuh juga mendukung kebijakan energi terbarukan, sehingga membantu mengurangi dampak lingkungan dan mendukung agenda perubahan iklim.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp