Blangpidie, Acehglobal — Tradisi kenduri jeurat (atau ziarah perkuburan) masih kental dilaksanakan di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), salah satunya seperti masyarakat Desa Alue Pisang, Kecamatan Kuala Batee, kabupaten setempat.

Kenduri dan doa bersama yang diperuntukkan untuk roh atau arwah, dilaksanakan di seputaran makam desa setempat. Tradisi seperti ini dilakukan setahun sekali, usai hari Raya Idul Fitri.

“Kenduri jeurat ini sudah menjadi tradisi turun temurun, semua masyarakat setempat menggelar doa bersama untuk arwah di tempat perkuburan,” kata Ketua Panitia Perkuburan, Amru Huska, Minggu (27/4/2025).

Amru menjelaskan, biasanya kenduri perkuburan ini di ikuti semua masyarakat Alue Pisang. Bahkan, ada warga setempat yang berada di luar daerah ikut pulang demi mengikuti tradisi tersebut.

“Biasanya kita melakukan acara ini tiga hari dua malam, di malam pertama dan kedua kita mengadakan pengajian sampai jam 12:00 WIB. Di malam puncak atau malam ke tiga, kita mengaji sampai subuh. Di harinya, kita memanjatkan doa yang dipimpin langsung oleh tengku dan di ikuti semua masyarakat yang ditunjukan untuk para almarhum,” jelasnya.

Amru menambahkan, tradisi perkuburan seperti ini tidak hanya dilakukan oleh warga Alue Pisang. Tapi hampir semua desa di Abdya juga melakukan kenduri tersebut.

Amatan di lokasi, ratusan masyarakat setempat sangat antusias mengikuti doa yang dipimpin langsung oleh tengku Azhari Lukmadi, dan Tengku.

Tidak hanya orang dewasa, para remaja, pemuda dan pemudi serta anak-anak juga ikut serta dalam tradisi perkuburan tersebut. Usai berdoa kepada roh atau arwah, semua masyarakat yang ikut berdoa dibagikan makanan oleh para panitia.

Makanan tersebut merupakan sedekah dari para keluarga almarhum yang sudah meninggal dunia sebagai bentuk sedekah. (*)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp