Pria yang juga dosen tetap di UIN Ar Raniry Banda Aceh itu juga menyebutkan, bahwa kenyataan saat ini banyak muslim cenderung mengabaikan shalat.
“Seperti yang terlihat di warung-warung kopi saat sedang berlangsungnya shalat Magrib. Memang waktu azan Magrib itu dia tutup, tutup pintunya saja, tapi di dalam masih beraktivitas,” kata Ustadz Abizal.
Sementara poin kedua, sebut dia lagi, adalah pemaknaan shalat dalam membentuk kesalehan sosial masyarakat, karena shalat akan mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar.
Dicontohkan, orang yang benar-benar mengerjakan shalat dengan baik akan menjauhkan diri dari perbuatan zina, korupsi, mencuri dan lainnya.
Sedangkan poin ketiga disebutkan, shalat akan mempersatukan ummat. Dengan shalat berjamaah akan terbangun rasa persatuan yang kuat dalam kehidupan masyarakat.
“Kalau kita ingin bersatu, ingin masyarakat bagus, maka shalat berjamaahlah,” pesan Dr. Abizal.
Kegiatan yang diawali dengan shalat isya berjamaah itu diikuti Gubernur Aceh Nova Iriansyah, berserta pejabat Forkopimda Aceh, staf ahli gubernur, hingga para pejabat di lingkungan Setda Aceh.
Selain itu juga masyarakat umum yang merupakan jamaah shalat isya. Peringatan Isra’ Mi’raj kali ini mengusung tema “Pemaknaan shalat dalam membentuk kesalehan sosial.” (*)