Banda Aceh, Acehglobal – Maraknya bencana alam yang terjadi belakangan ini disebut bukan lagi sekadar fenomena alam biasa, melainkan menjadi cermin dari krisis ekosistem yang semakin memburuk.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Aceh, Ahmad Shalihin, menyebut bahwa pola pembangunan dan investasi yang abai terhadap daya dukung lingkungan telah menjadi ancaman serius bagi keselamatan rakyat serta keberlanjutan kehidupan.

“Kami menyampaikan bahwa pembangunan dan investasi itu penting, namun tidak boleh mengabaikan batas-batas ekosistem,” jelasnya dalam dialog Pagi bersama RRI Banda Aceh, Rabu (4/6/2025).

Shalihin menjelaskan, meningkatnya intensitas bencana seperti banjir menjadi bukti nyata bahwa kondisi ekosistem kini tak lagi mampu mengatur dirinya sendiri secara alami. Menurutnya, fenomena banjir yang dulu bersifat tahunan kini justru menjadi kejadian rutin dengan skala kerusakan yang lebih besar.

“Dulu banjir terjadi tahunan, sekarang sudah menjadi kejadian rutin dengan dampak yang lebih besar,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa saat ini Aceh telah memasuki fase krisis lingkungan yang nyata. Sejumlah wilayah yang sebelumnya tergolong aman dari bencana, kini justru terdampak berbagai kejadian ekologis seperti banjir, longsor, hingga konflik antara manusia dan satwa liar, termasuk di kawasan pedalaman dan pesisir.

Shalihin menilai, kondisi ini menunjukkan bahwa eksploitasi terhadap sumber daya alam di Aceh sudah melewati batas kewajaran. Ketidakseimbangan antara eksploitasi dan konservasi telah membawa konsekuensi serius terhadap keberlanjutan lingkungan.

Lebih lanjut, ia mengajak semua pihak—baik pemerintah, masyarakat, hingga sektor swasta—untuk terlibat aktif dalam upaya pemulihan lingkungan dan mitigasi bencana. Menurutnya, kerja kolektif dibutuhkan untuk membalikkan kondisi ekosistem yang sudah terlanjur rusak.

Shalihin juga menyoroti persoalan penguasaan lahan yang masih didominasi oleh segelintir pihak. Ia mengingatkan bahwa jika hal tersebut tidak segera ditangani dengan bijak dan adil, maka akan menimbulkan ancaman serius bagi jutaan jiwa yang menggantungkan hidup dari kelestarian alam.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp