| BLANGPIDIE – Sejumlah warga Aceh Barat Daya (Abdya) meminta kepolisian melakukan razia terhadap oknum pengendara yang diduga ikut mengantre BBM di SPBU untuk diperjualbelikan kembali. Mereka menilai praktik langsir BBM inilah yang memperparah antrean panjang beberapa hari terakhir.
Robi, salah satu warga yang mengantre sejak pagi, mengatakan antrean kini jauh lebih panjang dibanding sebelumnya meski stok BBM tidak berkurang. Ia menduga ada kendaraan tertentu yang terus muncul setiap hari untuk mengambil BBM dalam jumlah besar.
“Harapan kami, Bupati dan Polres Abdya menertibkan pedagang BBM dadakan yang memanfaatkan situasi bencana,” ujarnya.
Menurut Robi, pemerintah daerah perlu menetapkan harga resmi penjualan BBM eceran agar warga tidak terbebani. Ia menyebut masyarakat saat ini sudah cukup kesulitan karena bencana, listrik mati, jaringan komunikasi lumpuh, dan harga barang yang terus naik.
“Jangan sampai warga beli BBM dengan harga yang tak wajar,” katanya.
Senada dengan Robi, Firdaus — warga Kuta Tinggi yang bekerja sebagai teknisi AC — juga meminta polisi memperketat pengawasan. Ia mengaku heran melihat beberapa kendaraan muncul berulang kali mengantre BBM.
Firdaus menuturkan dirinya bahkan pernah melihat kendaraan yang sama mengantre pada malam hari, mengisi BBM, lalu kembali muncul pada pagi berikutnya. Hal ini membuat warga yang benar-benar membutuhkan BBM untuk usaha dan keperluan harian menjadi kesulitan mendapatkan jatah.
“Semalam saya ada lihat kendaraan ngantri BBM, setelah itu bongkar lagi. Hari ini kelihatan lagi dia ngantri,” ujarnya.
“Kalau bisa polisi razia kendaraan yang antre untuk dijual lagi, bukan untuk kebutuhan pribadi dan usaha rutin sehari-hari,” pinta Firdaus
Dulu, lanjut Firdaus, waktu BBM sedang terputus di SPBU, anteran panjang tidak seperti sekarang ini.
“Minyak ada juga putus dulunya, tapi tidak sepanjang ini antreannya. Paling panjang sampai depan kantor PLN Susoh,” kata Firdaus.
Ia menyayangkan adanya oknum yang menjual BBM ke pedagang eceran yang kemudian menaikkan harga tinggi kepada masyarakat.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp
