BLANGPIDIE – Warga Gampong Kuta Makmur, Kecamatan Jeumpa, Aceh Barat Daya (Abdya) mengeluhkan aroma tak sedap dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Iku Lhung yang terletak di dekatnya.
Hendri (42), warga Kuta Makmur yang tinggal sekitar 150 meter dari TPA mengatakan, ia bersama keluarga sudah delapan tahun hidup dalam kepungan aroma busuk dari TPA tersebut.
“Sudah delapan tahun kondisi seperti ini kami rasakan. Ada 100 warga yang berdomisili di sini, mulai dari orang dewasa dan balita,” ungkap Hendri kepada Acehglobal, Senin (18/9/2023).
Belum lagi jika musim penghujan, luapan air dari TPA terkadang masuk ke rumah warga dan menimbulkan bau tak sedap saat meninggalkan endapan.
Terkait kondisi tersebut, Hendri mengaku selama ini warga lebih memilih diam tanpa melakukan perlawanan. Ia takut dianggap melawan kebijakan pemerintah.
“Kami tidak berani melakukan protes kepada pemerintah, tapi kali ini setidaknya kami memohon kepada wakil kami yang ada di DPRK untuk turun dan menyaksikan kondisi ini agar bisa dievaluasi,” tutur Hendri.
Hal senada juga disampaikan Keuchik Kuta Makmur, M Nasir. Ia mengaku tidak hanya warganya saja yang merasakan aroma tak sedap dari TPA tersebut, tetapi ia pribadi pun merasakan hal yang sama.
“Mungkin sudah sewajarnya pemerintah melakukan peninjauan ulang untuk mengevaluasi tingkat kelayakan TPA tersebut,” kata M Nasir.
Ia menilai, jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus, akan terkesan menzalimi banyak orang.
Menurut M Nasir, saat pendirian TPA Iku Lhung, pemerintah pernah menjanjikan akan mendaur ulang sampah menjadi pupuk organik. Namun, janji tersebut hingga kini belum pernah terealisasi.
“Kami sangat berharap, semoga keluhan ini dapat tersampaikan, dan kami tidak bermaksud menyalahkan siapapun,” kata M Nasir.(*)
Editor: Salman