“Kami memohon doa dan dukungan seluruh masyarakat Aceh agar PEMA terus tumbuh menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi daerah,” tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Aceh Muzakir Manaf menyampaikan bahwa Aceh selalu terbuka bagi investasi asing yang membawa manfaat bagi masyarakat.
Menurutnya, potensi sumber daya alam di Aceh sangat besar dan bisa dikelola secara berkelanjutan melalui kemitraan internasional.
Ia menilai, konferensi internasional di Zhengzhou bukan sekadar ajang pertemuan, tetapi juga langkah konkret untuk membangun kemitraan nyata antarnegara.
“Kemitraan ini menjadi langkah strategis menuju pasar ASEAN yang lebih luas bagi mitra dari Tiongkok serta negara lainnya yang saling menguntungkan,” tegasnya.
Dengan kolaborasi ini, Aceh diharapkan mampu mempercepat transformasi sektor pertanian menuju sistem yang lebih modern dan produktif.
Tak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan petani serta peternak lokal.
Ke depan, kerja sama ini menjadi simbol keterbukaan Aceh terhadap dunia, sekaligus bukti nyata bahwa provinsi di ujung barat Indonesia ini siap bersaing di kancah internasional dengan membawa potensi lokal yang melimpah. (*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp
