MINSK – Untuk mengakhiri konflik perang yang saat ini sedang berkecamuk antara Negara Rusia dan Ukraina, kedua negara itu dikabarkan mulai melakukan perundingan di Belarusia.

Melansir SINDOnews.com, Senin (28/2/2022), delegasi tingkat tinggi Negara Rusia dan Ukraina mulai melakukan perundingan untuk mengakhiri konflik bersenjata antar kedua negara tersebut.

Moskow disebut meluncurkan serangan militer skala penuh, pekan lalu, dan pasukannya ditempatkan di pinggiran ibukota Ukraina, Kiev.

Pada Senin, rekaman menunjukkan dua helikopter Ukraina tiba di wilayah Gomel, dekat perbatasan.

Kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan delegasi Kiev termasuk Menteri Pertahanan Alexey Reznikov, kepala faksi Hamba Rakyat yang berkuasa David Arakhamia, dan Wakil Menteri Luar Negeri Nikolay Tochitskiy, serta beberapa orang lainnya.

“Tujuan utama Kiev dalam pembicaraan genting dengan Moskow adalah gencatan senjata segera dan penarikan pasukan Rusia dari negara itu,” ungkap pernyataan Kantor Presiden Ukraina.

Sekretaris Pers Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Moskow tidak mengumumkan posisinya menjelang pembicaraan dengan perwakilan Kiev karena diskusi “harus berlangsung dalam keheningan.”

Dia juga menyatakan penyesalan bahwa negosiasi berisiko tinggi itu tidak dimulai sehari sebelumnya. Dia bersikeras bahwa ada peluang.

Pihak Ukraina setuju mengadakan pembicaraan dengan Rusia pada Minggu setelah awalnya menolak mengirim tim perwakilan atas ketidaksepakatan tentang lokasi dan persyaratan awal.

Kiev berpendapat tidak pantas untuk mengadakan diskusi krisis di Belarusia. Ukraina mengklaim angkatan bersenjata Moskow menggunakan wilayah Belarusia untuk melakukan serangan.

Minsk, bagaimanapun, bersikeras bahwa pasukannya tidak memfasilitasi dalam operasi militer Rusia ke Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan serangan terhadap Ukraina pekan lalu menyusul permintaan dari para pemimpin Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk yang baru diakui untuk memerangi apa yang mereka klaim sebagai peningkatan tajam “agresi Ukraina.”

Putin berpendapat tujuan dari operasi itu adalah untuk “demiliterisasi” dan “de-nazifikasi” Ukraina yang terus melancarkan serangan ke wilayah Donbass.

Tak lama setelah pidato Putin yang disiarkan televisi, serangkaian ledakan melanda situs-situs di seluruh penjuru Ukraina, termasuk instalasi militer dan lapangan terbang.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba kemudian mengatakan, “Putin baru saja meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina. Kota-kota Ukraina yang damai sedang diserang. Ini adalah perang agresi.” (**)