Blangpidie, Acehglobal – Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Barat Daya (Abdya) merilis data terbaru angka kemiskinan tahun 2025. Data itu dipaparkan dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di Aula Dikila Kantor Bappeda Abdya, Rabu (27/9/2025).

Menurut catatan BPS, tingkat kemiskinan Abdya turun dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2024, angka kemiskinan tercatat 15,32 persen atau sekitar 24,44 ribu jiwa. Jumlah tersebut berkurang 2.970 orang sehingga pada 2025 menjadi 13,30 persen atau 21,47 ribu jiwa.

Kepala BPS Abdya Ali Abrori menjelaskan, penghitungan dilakukan berdasarkan survei pengeluaran rumah tangga yang dilakukan setiap tahun pada bulan Maret. Data itu diambil langsung dari lapangan menggunakan pendekatan by name by address.

“Alhamdulillah tahun ini angka kemiskinan turun dua digit dari tahun 2024. Semoga ke depan semakin ditekan angka kemiskinan di Abdya. Nantinya kita juga akan menyinkronkan data itu dengan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSN),” kata Ali.

Ia menyebut, garis kemiskinan Abdya pada Maret 2025 naik menjadi Rp 525.947, dari sebelumnya Rp 516.947 pada 2024.

Sementara itu, kata Ali, indeks kedalaman kemiskinan turun dari 2,31 pada Maret 2024 menjadi 1,97 pada Maret 2025. Indeks keparahan kemiskinan juga menurun dari 0,46 menjadi 0,41.

“Jadi, boleh kita katakan jumlah penduduk miskin mengalami penurunan selama kurun waktu 5 tahun,” ungkapnya.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), jelas Ali, tren penurunan kemiskinan Abdya sudah terlihat sejak 2021. Saat itu, sebutnya, angka kemiskinan 16,34 persen, turun menjadi 15,44 persen pada 2022.

Lalu, lanjut Ali, pada 2023 angka kemiskinan tercatat 15,43 persen, kemudian 15,32 persen di 2024, dan akhirnya turun signifikan menjadi 13,30 persen pada 2025.

Dibandingkan kabupaten/kota lain di Aceh, Abdya menempati urutan ke-13 dengan angka kemiskinan terendah. Persentase kemiskinan di Abdya juga masih berada di atas rata-rata angka kemiskinan Aceh.

“Kalau di Barat Selatan Aceh, Kabupaten Abdya berada pada urutan ketiga terkecil setelah Aceh Selatan dan Aceh Jaya,” sebut Ali.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp