Guru Besar UIN Walisongo Semarang itu menyebut, transformasi digital dalam dunia literasi Islam membawa perubahan besar, baik dalam pola konsumsi informasi keagamaan, hingga referensi yang relevan.
Dijelaskannya, data Elipski Januari 2025, total unduhan kitab mencapai 453 kali, sementara jumlah view mencapai 2.215 kali.
“Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin akrab dengan akses literatur keislaman berbasis digital,” imbuhnya.
Abu juga menilai tren ini sebagai sinyal positif bagi masa depan literasi Islam di Indonesia.
“Kami melihat adanya pergeseran signifikan dalam cara umat mencari ilmu. Mereka tidak lagi terbatas pada kitab fisik, tetapi mulai terbiasa dengan referensi digital yang lebih fleksibel dan efisien,” jelasnya.
Meskipun telah mengalami kemajuan pesat, menurutnya, digitalisasi pustaka Islam tetap menghadapi sejumlah tantangan, seperti pemerataan akses internet di daerah terpencil serta literasi digital masyarakat. Pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan Elipski agar dapat menjangkau lebih banyak pengguna.
“Kami tidak hanya berhenti di sini. Ke depan, kami akan terus memperkaya konten Elipski, meningkatkan fitur pencarian, serta memastikan bahwa literatur yang tersedia tetap sesuai dengan kebutuhan umat,” paparnya.
Abu Rokhmad berharap, dengan sinkronisasi Al Mughni, Elipski semakin kokoh sebagai pusat literasi Islam digital terbesar di Indonesia.
“Harapannya, inovasi ini dapat semakin mendekatkan umat Islam dengan khazanah ilmu yang luas dan mendalam, tanpa batas ruang dan waktu,” pungkasnya.(*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News
Tinggalkan Balasan