Blangpidie, Acehglobal — Penceramah kondang Ustadz Abdul Somad (UAS) memberikan penjelasan menarik terkait pertanyaan apakah setan benar-benar dibelenggu selama bulan Ramadhan.
Seperti diketahui, banyak yang meyakini bahwa setan dibelenggu selama Ramadhan, sehingga tidak bisa mengganggu manusia. Keyakinan ini didasari oleh sebuah hadist Nabi Muhammad SAW.
Dikutip dari NU Online, Selasa 19 Maret 2024, pada bulan ramadhan menurut riwayat yang ada bahwa, setan-setan dibelenggu (shuffidatusy syayathin), pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup.
Nabi Muhammad Saw bersabda:
إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ، وَفُتِحَتْ أَبُوَابُ الجَّنَةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ
Artinya, “Ketika masuk bulan Ramadhan maka syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup.”
Menurut UAS, hadist tentang setan dibelenggu selama Ramadhan tersebut shahih karena diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.
Jika diartikan secara harfiah, hadist tersebut seolah menerangkan bahwa setan benar-benar dibelenggu secara fisik.
Namun, UAS menjelaskan bahwa makna hadist tersebut harus dipahami secara gramatikal.
UAS mengutip penjelasan dari kitab Imam Nawawi, “Minhaj”, yang menyatakan bahwa kata “belenggu” dalam hadits tersebut merupakan sebuah perumpamaan. Setan seolah-olah terikat karena iman manusia begitu kuat saat Ramadhan.
Kata UAS, setan masih tetap berkeliaran selama Ramadhan. Hanya saja, ia seolah kehilangan daya magisnya untuk mengganggu manusia karena kuatnya iman manusia di bulan Ramadhan.
Lantas, mengapa ada orang yang masih melakukan maksiat di bulan Ramadhan?
Dikatakan UAS, meskipun setan lemah di bulan Ramadhan, manusia yang lemah imannya dan tidak berpuasa tetap bisa diganggu oleh setan.
Contohnya, orang-orang yang berbuka puasa di siang hari, padahal mereka berpura-pura berpuasa di depan anak dan istri di rumah.
“Buktinya banyak yang makan di warung makan setan, yang kakinya terlihat kepalanya tidak,” pungkas UAS, dikutip Acehglobal dari kanal YouTube Kun Ma Allah.
Berdasarkan penjelasan UAS mengenai hadist tersebut diatas, maka diambil kesimpulan bahwa setan dikurung selama Ramadhan tidak berarti setan benar-benar dikurung secara fisik.
Makna hadits tersebut adalah bahwa iman manusia yang kuat di bulan Ramadhan membuat setan seolah-olah kehilangan daya magisnya untuk mengganggu manusia.
Namun, setan tetap bisa mengganggu manusia yang lemah imannya dan tidak berpuasa. (*)