“Al-Muhammadiyah itu kawasan elit, tentu akan banyak halangan untuk bisa masuk ke sana, tapi tidak menutup kemungkinan untuk masuk ke sana,” ujar Hamka.

MADINAH – Cristiano Ronaldo, mega bintang sepakbola dunia asal Portugal, telah membuat gebrakan besar dengan keputusannya untuk bergabung dengan tim asal kota Riyadh, Arab Saudi, Al-Nassr.

Sebagai pemilik lima penghargaan individual paling bergengsi di dunia sepakbola, Ballon d’Or, keputusan Ronaldo telah membangkitkan semangat sepakbola di kawasan Asia, khususnya Arab Saudi.

Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM), Muhammad Hamka, menyambut positif kedatangan Ronaldo, yang juga menjadi salah satu daya tarik tambahan bagi wisatawan umrah untuk melihat pertandingan Al-Nassr atau membeli jersey Al-Nassr.

“Efek positif Ronaldo banyak, stadion-stadion penuh setiap Ronaldo main, bahkan tidak hanya di Arab Saudi, warga umrah dari berbagai negara juga beli jersey resmi Al-Nassr,” kata Hamka dilansir dari situs resmi Muhammadiyah, Selasa (7/3/2023).

Lebih lanjut, Hamka membenarkan bahwa Ronaldo telah menjadi penduduk di kawasan Al-Muhammadiyah, sebuah kawasan elit yang diharapkan dapat menjadi salah satu tempat beraktivitas PCIM Arab Saudi.

“Al-Muhammadiyah itu kawasan elit, tentu akan banyak halangan untuk bisa masuk ke sana, tapi tidak menutup kemungkinan untuk masuk ke sana. Bisa saja nanti ada info Muhammadiyah masuk ke sana,” ujarnya.

Terkait aktivitas PCIM Arab Saudi, menurut Hamka, berpusat di kota Madinah dan telah melebarkan sayapnya ke Riyadh, Jeddah, dan Tha’if.

“Meskipun aktivitas PCIM terpusat di Madinah karena banyak penduduknya di sana, namun organisasi Muhammadiyah juga melakukan ekspansi ke Riyadh dan Jeddah. Sebagai contoh, mereka memiliki program sembako di Jeddah dan tahun ini diadakan di Riyadh. Selain itu, tahun ini juga akan ada Musycab di Tha’if. Oleh karena itu, kami terus mendampingi rekan-rekan kami dari wilayah lain,” jelasnya.

Meski masyarakat Arab Saudi belum sepenuhnya mengetahui gerakan Muhammadiyah, namun PCIM Arab Saudi berkomitmen untuk menjaga pesan dari Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam kunjungannya baru-baru ini.

“Pesan dari Ayahanda, khusus karena di Saudi ini sistemnya kerajaan, maka di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Artinya PCIM itu memang istimewa, tidak bisa disamakan antara yang lainnya sehingga kita harus taat pada peraturan setempat sesuai dengan apa yang bisa kita lakukan. Contohnya, tidak bisa masang logo di Markaz, atau terang-terangan mengatakan Muhammadiyah ada di sini karena ormas apapun di Arab Saudi adalah terlarang meskipun di bawah kedutaan,” kata Hamka.

“Alhamdulillah kemarin (PCIM dan Haedar Nashir) silaturahim dengan salah satu imam Masjidil Haram dan beliau (imam) sangat simpati sekali dengan apa yang ada di Persyarikatan,” pungkasnya. (*)

Editor : Salman