Aceh Besar, Acehglobal — Petani kopi di Gampong Lamtamot, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar juga menggeluti budidaya pisang yang ditanam dengan cara tumpang sari.
Dalam sebulan para petani bisa dua kali panen dengan penghasilan antara Rp3-4 juta.
Mahfuzi, petani di Lamtamot menuturkan harga pisang per sisir saat ini cukup menjanjikan tembus seharga Rp 5.000 per sisir dan kisaran berat persisir pisang capai 1,5 kg.
Dalam sepekan dirinya bersama petani lainnya yang sudah menggalakkan tanaman tersebut dapat memanen 5 kwintal.
Hal ini dinilai wajar jika melihat tanaman yang dapat ditumpang sari dengan tanaman kopi ini untuk pisang super ukuran jumbo per tandan dapat mencapai 50 kilogram yang dikalkulasikan seharga Rp100.000.
“Selain harga yang menjanjikan, pertama kita memilih bercocok tanam pisang dapat dilakukan tumpang sari tanpa efek pada tanaman lainnya. Serta perawatan tidak rumit,” terangnya kepada Wartawan Acehglobal, Senin (17/3/2025).
Mereka, memilih membudidayakan tanaman pisang karena dinilai lebih praktis dinilai serta tak memerlukan perawatan khusus alias langsung dapat dijual untuk mencukupi kebutuhan ekonomi.
Budidaya kopi memang bisa dilakukan dengan pola tumpang sari asalkan tanaman pendampingnya tidak menyaingi tanaman kopi dalam mendapatkan sinar matahari.
Selain menggandakan keuntungan dan membuat petani tetap mendapatkan keuntungan selama biji kopi belum masak, sistem tumpang sari ini juga dapat mengatasi permasalahan ekonomi seperti harga kopi yang turun. Hal tersebut dikarenakan petani masih bisa memanfaatkan tanaman Pisang.
“Alhamdulillah, dalam sebulan minimal 2 kali panen dengan penghasilan mencapai Rp3-4 juta rupiah per bulan,” ucapnya. (*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp
Tinggalkan Balasan