Menurutnya, pelatihan barista saat ini begitu banyak diminati warga Aceh, mengingat banyak nya peluang tempat kerja yang tersebar luas di Aceh. Selain itu profesi barista dinilai memiliki upah yang jauh lebih besar dari karyawan warung kopi lain, karena dasar keahlian yang dimilikinya.

“Kalau mau dibuka secara umum, akan banyak yang mendaftar pelatihan ini (barista), untuk itu adik-adik sekalian harus bersyukur karena menjadi orang terpilih yang mendapatkan pelatihan ini,” sebutnya.

“Kita doakan selesai pelatihan nanti, para siswa binaan tidak hanya mencari lapangan kerja, tapi juga mampu menciptakan lapangan kerja dan jadi pengusaha kopi sukses, sehingga punya dampak positif bagi diri, keluarga dan lingkungan,” pintanya.

Hal senada juga disampaikan Kepala UPTD RSJN, Drs. Saifullah pada saat membacakan laporan. Menurutnya, Program pelatihan barista kopi tersebut berhasil diwujudkan dengan adanya dukungan dari semua pihak, baik dari level pimpinan, hingga staf dilingkup Dinsos Aceh.

Program ini sebutnya, bertujuan untuk membantu tugas Pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Aceh dengan pola pembinaan dan pelatihan keterampilan. Sehingga remaja binaan kurang mampu bisa mandiri dan bersaing di dunia kerja untuk kehidupan yang lebih mapan.

Lebih lanjut kata Saifullah, selama 110 hari sebanyak 28 siswa binaan akan mengikuti pelatihan dan pendidikan (diklat) yang didampingi tenaga profesional Barista Coffee Aceh (BCA) sertifikasi barista nasional, selain juga bekerja sama dengan instansi terkait, antaranya Instruktur dari BPSDM Aceh, Dinas Perindustrian Aceh, IPSI, dan Satpol PP.