”Tindakan Buyong Sekdes tidak pantas dilakukan kepada siapapun. Yulizar yang jadi korban ini khatib dan imam di beberapa Mesjid di Abdya dan Aceh Selatan,” ujarnya.
Agus melanjutkan, bahwa Yulizar Kasma menulis sesuai dengan pikirannya yang merdeka, dan dia tidak mengajak keluarga untuk pilih si A atau si B dalam Pilkada Abdya.
“Dia ipar saya, dia tidak mengarahkan keluarga kami untuk beri dukungan ke siapapun, bahkan ibu dan adik perempuan kandungnya awalnya berniat memilih Salman, tapi karna kondisi yang seperti ini tentu semuanya berubah,” tutup Agus.(*)
Klarifikasi Buyong Sekdes
Buyong Sekdes saat dikonfirmasi oleh media, tidak menyangkal adanya perbedaan pendapat antara dirinya dan Yulizar Kasma.
Buyong menjelaskan, tujuannya hanya untuk menanyakan alasan Yulizar kerap mengkritik mantan Bupati Abdya, Akmal Ibrahim.
“Benar, saya menanyakan kenapa dia sering menyerang Bang Akmal. Tapi apakah itu kekerasan verbal? Saya hanya ingin tahu alasan dia terus-menerus mengkritik Bang Akmal, meskipun ada beberapa kebaikan yang sudah dilakukan untuk Desa Panto Cut, walaupun tidak banyak,” jelas Buyong.
Buyong juga menyebutkan bahwa tindakannya didasari oleh ikatan persaudaraan sesama warga desa, dan ia hanya bermaksud mengingatkan Yulizar agar tidak selalu menyerang Akmal Ibrahim.
“Kalau karena hal itu dia dan keluarganya menarik dukungan dari Salman-Yusran, ya sudah, itu hak mereka,” pungkas Buyong, yang juga merupakan ASN di Pemkab Abdya.(*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp