“Buat apa kami memberikan dukungan kepada Salman, kalau keluarga kami difitnah, dituduh dan dilemahkan ditempat umum oleh orang terdekat mereka,” timpal Agus.
Menurutnya, sosok Yulizar Kasma adalah pemuda yang banyak memimpin organisasi kepemudaan tingkat Provinsi Aceh dengan 14 cabang, pernah ditugaskan oleh Badan Luar Negeri ke Jambi dan Papua tahun lalu pulang ke Aceh.
Yulizar juga salah satu dari beberapa pemuda Kuala Batee yang mendapatkan beasiswa Kementerian untuk sekolah jenjang S3.
”Tindakan Buyong Sekdes tidak pantas dilakukan kepada siapapun. Yulizar yang jadi korban ini khatib dan imam di beberapa Mesjid di Abdya dan Aceh Selatan,” ujarnya.
Agus melanjutkan, bahwa Yulizar Kasma menulis sesuai dengan pikirannya yang merdeka, dan dia tidak mengajak keluarga untuk pilih si A atau si B dalam Pilkada Abdya.
“Dia ipar saya, dia tidak mengarahkan keluarga kami untuk beri dukungan ke siapapun, bahkan ibu dan adik perempuan kandungnya awalnya berniat memilih Salman, tapi karna kondisi yang seperti ini tentu semuanya berubah,” tutup Agus.(*)
Klarifikasi Buyong Sekdes
Buyong Sekdes saat dikonfirmasi oleh media, tidak menyangkal adanya perbedaan pendapat antara dirinya dan Yulizar Kasma.
Buyong menjelaskan, tujuannya hanya untuk menanyakan alasan Yulizar kerap mengkritik mantan Bupati Abdya, Akmal Ibrahim.
“Benar, saya menanyakan kenapa dia sering menyerang Bang Akmal. Tapi apakah itu kekerasan verbal? Saya hanya ingin tahu alasan dia terus-menerus mengkritik Bang Akmal, meskipun ada beberapa kebaikan yang sudah dilakukan untuk Desa Panto Cut, walaupun tidak banyak,” jelas Buyong.